Total Tayangan Halaman

tissa zone

.

ღ٩(●̮̮̃•̃)۶ღ

Sabtu, 25 Desember 2010

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAH LAKU TERNAK

Faktor lingkungan abiotik adalah faktor yang paling berperan dalam menyebabkan stres fisiologis (Yousef, 1984). Komponen lingkungan abiotik utama yang pengaruhnya nyata terhadap ternak adalah temperatur, kelembaban.
Ternak akan selalu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya. Adaptasi lingkungan ini tergantung pada ciri fungsional, struktural atau behavioral yang mendukung daya tahan hidup ternak maupun proses reproduksinya pada suatu lingkungan. Apabila terjadi perubahan maka ternak akan mengalami stres
Stres adalah respon fisiologi, biokimia dan tingkah laku ternak terhadap variasi faktor fisik, kimia dan biologis lingkungan Dengan kata lain, stres terjadi apabila terjadi perubahan lingkungan yang ekstrim, seperti peningkatan temperatur lingkungan atau ketika toleransi ternak terhadap lingkungan menjadi rendah
Stres panas terjadi apabila temperatur lingkungan berubah menjadi lebih tinggi di atas ZTN (upper critical temperature).Faktor lingkungan abiotik adalah faktor yang paling berperan dalam menyebabkan stres fisiologis (Yousef, 1984). Komponen lingkungan abiotik utama yang pengaruhnya nyata terhadap ternak adalah temperatur, kelembaban.
Ternak akan selalu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya. Adaptasi lingkungan ini tergantung pada ciri fungsional, struktural atau behavioral yang mendukung daya tahan hidup ternak maupun proses reproduksinya pada suatu lingkungan. Apabila terjadi perubahan maka ternak akan mengalami stres
Stres adalah respon fisiologi, biokimia dan tingkah laku ternak terhadap variasi faktor fisik, kimia dan biologis lingkungan Dengan kata lain, stres terjadi apabila terjadi perubahan lingkungan yang ekstrim, seperti peningkatan temperatur lingkungan atau ketika toleransi ternak terhadap lingkungan menjadi rendah
Stres panas terjadi apabila temperatur lingkungan berubah menjadi lebih tinggi di atas ZTN (upper critical temperature). Pada kondisi ini, toleransi ternak terhadap lingkungan menjadi rendah atau menurun, sehingga ternak mengalami cekaman Stres panas ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, reproduksi dan laktasi sapi perah termasuk di dalamnya pengaruh terhadap hormonal, produksi susu dan komposisi susu.
Sapi adalah salah satu ternak ruminansia yang populasinya tersebar luas diseluruh dunia, terutama pada daerah yang produksi pertaniannya memungkinkan. Penyebaran ternak ini lebih merata dibanding domba dan kambing. Namun demikian, ternak sapi jarang ditemukan pada lingkungan yang ekstrim tidak bersahabat.
Secara fisiologis, sapi perah memiliki sifat yang sama saja dengan sapi potong. Sifat yang dimaksud adalah lama kebuntingan, siklus birahi, prinsip-prinsip reproduksi, fungsi serta bagian saluran cerna serta kebutuhan dan pemanfaatan nutrien. Pola pemeliharaannya juga sangat bervariasi, mulai dari peternakan sangat kecil ditingkat petani peternak yang memelihara beberapa induk, sampai peternakan besar dengan beberapa ratus induk..
Adanya variasi dalam usaha peternakan sapi perah dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya sistem pemberian makanan, sistem perkandangan dan lingkungan. Lingkungan adalah sesuatu yang sangat luas, mengacu pada semua faktor selain genetik, yang mempengaruhi produktivitas dan kesehatan seekor ternak.
Pengaruh lingkungan terhadap ternak dapat secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh lingkungan secara langsung adalah terhadap tingkat produksi melalui metabolisme basal, konsumsi makanan, gerak laju makanan, kebutuhan pemeliharaan, reproduksi pertumbuhan dan produksi susu. Sedangkan pengaruh tidak langsung berhubungan dengan kualitas dan ketersediaan makanan.
Faktor lingkungan adalah faktor yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap tingkat produksi. Di antara sekian banyak komponen faktor lingkungan , yang paling nyata pengaruhnya terhadap sapi perah, terutama pada masa laktasi (produksi susu) adalah temperatur, yang selalu berkaitan erat dengan kelembaban.Supaya dapat berproduksi baik, sapi perah harus dipelihara pada kondisi lingkungan yang nyaman (comfort zone), dengan batas maximum dan minimum temperatur dan kelembaban lingkungan berada pada thermo neutral zone. Di luar kondisi ini sapi perah akan mengalami stres. Stres yang banyak terjadi adalah stres panas. Hal ini disebabkan THI berada di atas THI normal.
Produktivitas ternak merupakan fungsi dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan faktor yang menentukan kemampuan produksi, sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor pendukung agar ternak mampu berproduksi sesuai dengan kemampuannya.
Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain pakan, pengelolaan, dan perkandangan, pemberantasan dan pencegahan penyakit serta, faktor iklim baik iklim mikro maupun iklim makro. Sehingga dalam hal ini lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap penampilan produksi seekor ternak. Hal ini telah dibuktikan bahwa keunggulan genetik suatu bangsa ternak tidak akan ditampilkan optimal apabila faktor lingkungannya tidak sesuai. Seperti telah disebutkan bahwa salah satu faktor lingkungan yang merupakan kendala utama tidak dapat terekspresinya secara optimal potensi produksi ternak adalah iklim mikro dan iklim makro.
Iklim makro maupun iklim mikro dapat berpengaruh langsung terhadap penampilan produktivitas ternak (Payne, 1990). Pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan hijauan pakan ternak yang cepat tua dan menyebabkan tingginya serat kasar, sedangkan penganah langsungnya adalah terjadinya stress panas atau dingin, sehingga ternak menderita stress atau ternak merasa tidak nyaman yang berakibat terhadap penurunan produksi dan reproduksi ternak. Untuk itulah perlu diketahui pengaruh ikiim terhadap kondisi fisiologis ternak, sehingga dapat diupayakan pengendalian iklim, khususnya iklim mikro agar penampilan produktivitas ternak dapat ditingkatkan.
Iklim mikro adalah merupakan interaksi berbagai faktor iklim di suatu lokasi yang spesifik atau keadaan iklim di sekitar ternak dimana ternak berada. Dijelaskan lebih lanjut bahwa ada empat faktor iklim utama yang merupakan interaksi tersebut yaitu suhu udara, kelembaban, radiasi matahari dan kecepatan angin.
Negara Indonesia terletak di wilayah dengan iklim tropis basah yang dicirikan dengan suhu udara dan kelembaban yang tinggi yaitu suhu minimum 22°C dan suhu maksimum 32°C dengan kelembaban relatif lebih besar dari 70% (Biro Pusat Statistik, 1992). Suhu dan kelembaban udara yang tinggi tersebut menyebabkan ternak akan terkena stress panas.
Untuk membahas hal tersebut diatas lebih lanjut, maka bahan kuliah ini disusun terdiri dari empat bagian utama yaitu: (1). dasar-dasar fisiologi dan tingkah laku ternak yang berhubungan dengan proses pengaturan panas tubuh (thermoregulation) dan keseimbangan energi, (2). respon fisiologis akibat adanya stress panas dan, (3). adaptasi fisiologis dari ternak, khususnya sapi perah, terhadap perubahan faktor lingkungan serta (4). beberapa cara manipulasi lingkungan mikro.

1 komentar:

  1. Informasi bagus di sini, saya ingin berbagi dengan Anda semua pengalaman saya mencoba mendapatkan pinjaman untuk memperluas Bisnis Pakaian saya di Malaysia. Sangat sulit pada bisnis saya turun karena penyakit kecil saya waktu singkat maka ketika saya sembuh saya membutuhkan dana untuk mengaturnya lagi bagi saya untuk memulai jadi saya bertemu Mr Benjamin seorang petugas konsultan pinjaman di Le_Meridian Funding Service. Dia bertanya saya tentang proyek bisnis saya dan saya katakan kepadanya saya sudah memiliki One dan saya hanya perlu pinjaman 200.000,00 USD dia memberi saya formulir untuk diisi dan saya juga dia bertanya kepada saya tentang ID Valid saya dalam beberapa hari. Mereka melakukan transfer dan pinjaman saya diberikan . Saya benar-benar ingin menghargai upaya di sana juga mencoba untuk memberikan ini kepada siapa pun yang mencari pinjaman bisnis atau masalah keuangan lainnya untuk Menghubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di Email: lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. Ia juga tersedia di WhatsApp Contact: +1 -9893943740.

    BalasHapus