Total Tayangan Halaman

tissa zone

.

ღ٩(●̮̮̃•̃)۶ღ

Senin, 12 September 2011

Budidaya Babi

*SELEKSI BIBIT
Keberhasilan di dalam usaha ternak babi adalah juga sangant tergantung kepada pemeliharaan induk dan pejantan yang memiliki sifat-sifat baik. Oleh karena itu para peternak yang maju, tentu saja akan selalu mengadakan seleksi terhadap ternaknya. Seleksi berarti memilih hewan ternak yang bernilai tinggi, yakni memilih babi-babi yang menguntungkan. Dengan seleksi itu diharapkan ada perbaikan karakter ekonomi tertentu, terutama mengenai :
- Pertumbuhan : Cepat
- Daya Tahan : Kuat
- Produksi : Cukup Baik
Di dalam suatu usaha untuk memajukan dan mengembangkan ternak babi, para peternak bukanlah sekedar memperbanyak atau mengembangbiakkan ternaknya, melainkan sekaligus memuliakan ternak (mengupgrade). Di sini pada semua babi induk dan ejantan yang hendak dikawinkan harus dilakukan seleksi terlebih dahulu. Dengan demikian perkawinan bukan terjadi secara kebetulan atau liar, melainkan diatur dan terarah.
Pelaksanaan Seleksi
Untuk memilih babi-babi dewasa yang hendak dijadikan bibit, bias dilakukan dengan berbagai cara, yakni atas dasar :
1. Pemilihan individu.
2. Pemilihan atas hasi produksi.
3. Pemilihan berdasarkan silsilah.

1. Pemilihan individu
Pemilihan individu ini terutama berpangkal pada:
a) Kesehatan
Babi yang hendak dijadikan bibit harus betul-betul kuat dan sehat. Tanda-tanda babi yang sehat
- Nafsu makan baik, normal.
- Pertumbuhan baik, cepat menjadi besar.
- Lincah, gesit. - Kotoran tan terlalu keras atau encer.
- Air kencing keluar terputus-putus(pejantan).
- Ekor melingkar

b) Kesuburan dan sifat keibuan
- Babi induk yang subur Induk yang subur ialah induk yang pada setiap kali birahi mampu memproduksi ata mengovulasikan sel telur dalam jumlah besar, 14 – 18 buah. Dan sejumlah besar di antaranya bias ditunasi, sehingga pada saat induk itu melahirkan jumlah anaknya pun cukup banyak. Dan induk yang subur ini pada umumnya memiliki intensitas beranak yang cukup baik, minimal dua kali beranak dalam waktu 1 tahun.

- Sifat keibuan Adalah induk-induk yang pandai merawat anak-anaknya da produksi air susu pun banyak, sehingga mereka selalu siap menyusui anaknya dengan rajin. Hal ini sama sekali berbeda dengan induk-induk yang memiliki sifat buas, mereka pasti akan selalu memusuhi anak-anaknya dan bahkan kurang mengerti terhadap anak-anaknya yang tertindih. Jadi induk-induk yang baik bukan saja mereka yang bias menghasilkan anak banyak, melainkan juga induk-induk yang mampu memproduksi air susu yang cukup tinggi dan bias merawat anak-anaknya dengan baik. Sebab induk yang produksi susunya sedikit, anak-anaknya pasti banyak yang mati kelaparan. Demikian pula bagi induk yang tak memiliki sifat keibuan, maka anak-anak asuhannya pun pasti akan banyak yang mati akibat tertindih atau terlantar. Demikian kedua faktor ini betul-betul sangat penting di dalam seleksi. Walaupun jumlah anak yang dilahirkan itu bias dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur induk, kondisi induk waktu kawin serta pejantan yang dipakai, namun setiap individu secara alamiah memiliki tingkat kesuburan dan sifat keibuan yang berbeda-beda.

c) Pemilihan atas hasil produksi
Seleksi yang didasarkan atas hasil produksi ini sangat erat hubungannya dengan kesuburan dan sifat eibuan induk. Sebab pemilihan bibit ini ditujukan terhadap hasil produksi keturunan. Adapun hasil keturunan yang dimaksud antara lain ialah :
- Jumlah dan berat anak pada setiap kelahiran hendaknya merata, tidak ada ynag terlalu kecil ataupun terlalu besar. Sedangkan berat anak babi waktu lahir yang akan dijadikan bibit rata-rata 1,5 kg dengan jumlah anak yang dilahirkan rata-rata 12-14 ekor.

- Angka kematian sampai pada penyapihan rendah. Jumlah anak yang bias dipelihara sampai umur 3 minggu : 10-12 ekor, sedangkan sampai dengan disapih pada umru 6-8 minggu : 9-5 ekor.

- Pertumbuhan berat badan cukup bagus, Misalnya : 1. Umur 3 minggu mencapai berat 6 kg 2. Umur 6 minggu: 13 kg. 3. Umur 8-10 bulan mencapai 100 kg (dipotong).
d) Temperamen Induk-induk yang temperanmenya jelek harus diafkir, misalnya buas, nervous.

e) Bentuk luar yang baik

1). Babi induk yang baik
- Kepala : Besarnya sedang, rahang ringan.
- Tubuh : Panjang, pada punggun agak berbentuk busur dan kuat
- Bahu : Lebar dan rata dengan punggung
- Perut : Bila dipegang lunak, halus
- Jumlah putting : Cukup banyak, 12-14 buah dan letaknya simetris, genap.
- Kaki : Kaki kuat, lurus, tumit kuat, kuku rapat, simetris dan kuat
- Ham (paha) : tebal, lebar - Ekor : melingkar (menunjukkan babi yang sehat)
2). Babi jantan
- Kepala : Ringan.
- Pandangan : Tajam.
- Tubuh : Panjang, pada punggung agak melengkung dan kuat.
- Bahu : Lebar, dalam dan rata dengan punggung.
- Kaki : Kuat, lebih-lebih kaki belakang, dengan tumit yang kuat.
- Kuku : Rapat, simetris, bersih.
- Testes : Besarnya sama, simetris.
- Jumlah putting : cukup banyak, 12-14 buah dan genap.
- Perut : Bagian bawah rata.
- Temperamen : Agresif, bersemangat.
2. Pemilihan berdasarkan silsilah
Babi-babi yang hendak dipakai sebagai bibit harus diketahui jenis atau bangsa serta tipenya. Pemilihan terhadap suatu bangsa babi atau strain yang hendak diternakkan tentu saja tergantung pada kesenangan peternak dan lingkungan di mana bangsa tersebut sudah banyak diternakkan. Dan selanjutnya untuk mengetahui bangsa babi tersebut termasuk tipe pedaging atau spek, bias diamati pada bentuk luarnya.

*PAKAN TERNAK
Pakan atau makanan untuk ternak merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak babi. Sebab 60% dari keseluruhan biaya dihabiskan untuk keperluan babi-babi induk (bibit), dan 80% untuk keperluan babi fattening. Oleh karena itu suatu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa walaupun babi itu secara alamiah tergolong hewan yang makannya sangat rakus, dan suka makan apapun, namun mereka perlu diberi makanan dengan perhitungan yang betul. Sebab, di samping ternak babi itu banyak makan dan rakus, konversi terhadap makanan pun sangant bagus, sehingga apabila pemeliharaannya baik, laju pertumbuhannya pun akan baik pula.
Tetapi perlu diingat bahwa babi termasuk hewan yang memiliki alat pencernaan sederhana, yang tak mampu mencerna bahan makanan yang kadar serat kasarnya tinggi. Maka kepada para peternak babi harus diberikan makanan yang serat kasarnya rendah, dan kandungan energinya yang cukup tinggi. Sehubungan dengan makanan, di bawah ini akan dijelaskan :
1. Susunan zat-zat di dalam makanan.
2. Bahan makanan yang biasa diberikan kepada babi.
3. Penyusunan rasum.
4. Teknik pemberian makanan dan jumlah yang diberikan.

1. Susunan zat-zat makanan
Semua bahan makanan yang diperlukan oleh babi terutama terdiri dari enam unsur pokok : karbohidrat, serat kasar, lemak, protein, vitamin-vitamin, mineral dan air.
a. Karbohidrat dan serat kasar
- Karbohidrat (carbon dan hydrogen)
Karbohidrat terdiri dari unsur-unsur carbon, hydrogen dan oxygen. Unsureunsur tadi merupakan suatu kesatuan, tetapi masing-masing berbeda-beda besarnya.
Fungsi karbihidrat
• Terutama untuk keperluan energy yang bias mempertahankan pengaturan panas tubuh , aktivitas tubuh dan mempertahankan tubuh yang normal
• Kelebihab lemak ini disimpan di dalam hati dalam bentuk glycogen atau diubah menjadi lemak yang disimpan di dalam tubuh, di bawah kulit.
- Serat kasar
Serat kasar merupakan karbohidrat yang kompleks, yang terdiri dari cellulose dan lognin. Bagi hewan ruminansia (memamah biak) serat kasar ini bias dihancurkan menjadi gula sederhana oleh kerja bakteri di dalam alat pencernaan. Akan tetapi bagi hewan non-ruminansia yang memiliki alat pencernaan yang sederhana seperti halnya babi, maka jumlah serat kasar yang bias dicernakan hanyalah sedikit sekali. Bagi babi, serat kasar yang terdapat di dalam makanan ini hanya diperlukan untuk :
• Menstimulir sekresi enzym-enzym.
• Dan menstimulir gerak peristaltic pada alat pencernaan.
Serat kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau merupakan daya cerna, karena enzym-enzym tadi tak bias menembus jaringan serat kasar. Itulah sebabnya, maka kepada ternak babi harus diberikan makanan yang kadar serat kasarnya rendah, lebih-lebih babi muda. Apabila mereka diberikan makanan yang serat kasarnya tinggi, pertumbuhannya akan lambat. Sebab babi dewasa saja hanya mampu menggunakan serat kasar yang jumlahnya kurang lebih 60%.

b. Lemak
Lemak juga terdiri dari unsure-unsur H,C, dan O. Baik lemak maupun hidrat arang kedua-duanya berfungsi:
• Untuk menimbulkan energy (tenaga), sehingga babi dapat bergerak, berjalan, mencerna makanan.
• Sebagai pelarut vitamin-vitamin A, D, E, K.
Karena hidrat-arang dan lemak berfungsi untuk menimbulkan tenaga, maka bahan makanan yang mengandung lemak dan hidrat-arang disebut juga makanan energi. Kekurangan Lemak
• Kuli bersisik.
• Bulu sekitar bahu dan leher rontok.
Apabila babi-babi kekurangan lemak di dalam makanan akan timbul akibat atau gejala: Untuk mengatasi kekurangan zat lemak ini, bias ditambahkan zat lemak 10% pada rasumnya.

c. Protein
Protein terdiri dari unsure-unsur C,H,O, nitrogen dan sulphur, unsure-unsur ini bergabung membentuk asam amino dan amiden. Protein itu sendiri sangat kompleks, yakni terdiri dari 20-25 unsur atau unit yang disebut asam amino. Akan tetapi tidaklah semua unsure asam animo dalam protein ini diperlukan untuk pertumbuhan secara maksimal. Ada 10 macam asam amino yang sangat vital, yakni yang disebut asam amino esensial.
Asam amino esensial tersebut ialah : lysine, methionine, tryptophane, histidine, arginine, valine, leucine, isoleucine, phenylaneline dan threonine. Dan di antara kesepuluh asam amino tersebut yang terpenting ialah : lysine, tryptophane dan methionine. Protein yang memiliki keseimbangan asam amino yang tepat dikatakan nilai biologinya tinggi.
Fungsi Protein ialah :
• Membentuk sel-sel atau jaringan tubuh, misalnya pada pertumbuhan anak-anak babi dan babi muda.
• Menggantikan sel-sel rusak, misalnya pada babi-babi ynag sudah tua.
• Berproduksi, misalnya memproduksi air susu.
Kekurangan Protein dapat berakibat :
• Pertumbuhan lambat.
• Nafsu makan kurang, akibat berat badan menurun.
• Penggunaan makanan lain kurang efisien.
Bahan makanan yang pada umumnya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein pada ternak babi ialah tepung ikan dan bungkil ke delai.

d. Mineral
Babi secara alamiah memerlukan unsur-unsur mineral yang diperoleh dari bahan makanan yang berasal dari hijauan dan akar-akar dari dalam tanah. Di dalam kodisi semacam itu babi tidak akan kekurangan mineral, akan tetapi babi-babi yang dipelihara di dalam kandang terus menerus perlu pemeliharaan yang cermat dan hati-hati. Unsur-unsur mineral yang diperlukan ternak babi bias digolongkan menjadi 2 yaitu : unsur mayor (mayor elements) dan unsur minor (trace elements).
1). Unsur Mayor (Major elements)
Adalah unsur-unsur mineral yang diperlukan dalam jumlah yang relative besar. Termasuk unsur mayor ialah : calcium, magnesium, phosphor, sodium, potassium, chlorine, besi dan sulphur.
a). Calsium (ca)
Calcium diperlukan oleh semua hewan untuk pembentukan tulang dan jaringan-jaringan lainnya, dan juga untuk pembentukan darah serta produksi air susu. Oleh karena itu Ca sangat penting buat induk babi bunting yang dan menyusui, dan anak-anak babi.
Kekurang Ca akan berakibat :
• Kehilangan nafsu makan, dan pertumbuhan terlambat.
• Mengganggu perkembanganbiakan.
• Produksi air susu pada masa laktasi rendah.
• Anak di dalam kandungan lemah atau mati.
b). Phosphor (P)
Phospor berguna untuk pembentukan tulang, sel-sel tubuh, memproduksi sel jantan dan betina, metabolism karbohidrat dan lemak.
Kekurangan unsure P sangat erat hubungannya dengan Ca dalam pembentukan tulang, pembentukan sel-sel tubuh, dan sel jantan/betina dalam alat reproduksi. Sehingga apabila kekurangan unsure P di dalam makanan, akan berakibat seperti pada kekurangan Ca. dari seluruh unsure mineral, unsure Ca dan P yang paling besar, dengan perbandingan Ca : P = 2 : 1. Biasanya makanan ynag banyak mengandung protein banyak pula mengandung phosphor. Biji-bijian cukup mengandung phosphor, maka babi yang banyak mendapatkan makanan biji-bijian tidak akan kekurangan atau menderita unsure P.
c). Sodium, potassium dan chlorine
Ada 3 macam unsur mineral, yang diperoleh sebagai garam dalam cairan tubuh, keringat dan saliva (air ludah).
Chlorine diperlukan untuk membuat asam hydro-chloric yang terdapat di dalam alat pencernaan. Bahan makanan yang berasal dari hewan seperti tepung ikan hanya kaya akan unsure sodium dan chlorine. Sedangkan bahan makanan hijauan biasanya kaya akan potassium. Babi yang mendapatkan garam terlampau banyak dapat menimbulkan keracunan. Tetapi hal ini tak mungkin terjadi, jika rasum yang diberikan itu dalam imbangan yang sesuai dengna persediaan air minum yang cukup dan bersih.
d). Besi (Fe)
Zat besi merupakan unsure yang sangat penting di dalam darah, yakni untuk membentuk haemoglobine yang berguna untuk mengangkut O2 (Oxygen) ke seluruh tubuh.
Definisenzi zat besi (Fe) menyebabkan anemi, yang biasa diderita oleh babi-babi kecil yang berada di dalam kandang terus-menerus. Akan tetapi babi yang hidupnya di atas tanah terus-menerus tidak akan kekurangan zat besi.
2). Unsur Minor (Trace Mineral)
Unsur ini diperlukan dalam jumlah yang kecil. Termasuk unsure minar ialah : tenaga, yodium, manga dan zinc (seng).
a). Tembaga (Copper)
Zat tembaga berhubungan erat dengan zat besi dalam pembentukan darah. Pada babi, unsur tersebut juga penting bagi pertumbuhan dan konversi makanan. Kekurangan unsur ini akan menyebabkan babi mudah scours (mencret)
b). Mangan (Mg)
Zat ini diperlukan untuk pembentukan tulang dan reproduksi yang normal. Kekurangan usur ini menyebabkan babi menjadi lumpuh. Katul banyak terdapat unsur Mg. karena pada umumnya babi-babi di Indonesia banyak mendapatkan makanan dari katul, maka kemungkinan defisiensi unsur Mg jarang terjadi.
c). Yodium
Yodium diperlukan untuk kelenjar tyroid, yang menghasilkan suatu bahan yang disebut thyroxine. Thyroxine diperlukan untuk mengatur fungsi tubuh yang normal. Kekurangna unsur ini berakibat kesuburan menurun dan anak yang dikandung bias mati atau bulu rontok.
d). Seng (Zinc)
Kekurangan unsur ini akan menyebabkan penyakit yang disebut “Parakeratosis”. Adapun gejala dari penyakit ini adalah pertumbuhan lambat, Efisiensi terhadap makanan rendah, nafsu makan berkurang, kulit luka atau rusak, warna kulit merah, terutama di atas perut, kemudian diikuti keadaan kulit pecah-pecah atau seperti sisik. Hal ini biasanya terjadi pada babi-babi muda. Bisa dilakukan pencegahan dengan memberikan 150-200 gram Zinc Carbonat/ton makanan kepada ternak.
e). Vitamin-vitamin
Vitamin merupakan zat makanan yang diperlukan tubuh untuk mengatur atau mengolah zat-zat makanan lainnya hingga bias dipergunakan oleh tubuh. Adapun vitamin-vitamin yang penting adalah :
- Vitamin A
Diperlukan untuk babi segala umur. Kekurangan vitamin A secara umum dapat berakibat abortus, rheumatic, anak babi lemah, penyakit mata, scours (mencret), mudah kena infeksi, pada babi muda menyebabkan kematian pertumbuhan menjadi kerdil, pada babi dewasa dapat mempengaruhi kesuburan dan kemampauan dalam menghasilkan air susu. Vitamin A bias diperoleh pada minyak ikan (levertraan), tanaman-tanaman yang berwarna hijau, wortel, jagung kuning. Vitamin ini bias ditambahkan pada rasum dalam bentuk premix.
- Vitamin B
Yang dimaksud dengan vitamin B, ialah gabungan atau suatu kompleks dari banyak vitamin (Vitamin B1, B2, B6 & B12).
• Vitamin B1 (Thimine)
Kekurangan vitamin B2 pada babi menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, bulu kasar, menimbulkan kematian yang tiba-tiba. Vitamin B1 terdapat banyak pada jagung, kacang-kacangan, air susu.
• Vitamin B2 (Riboflavine)
Vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan berat badan. Pada babi bunting yang kekurangan vitamin B2 dapat mengakibatkan abortus. Vitamin B2 terdapat pada bahan makanan yang mengandung B1.
• Vitamin B6 (Pyridoxine)
Vitamin ini berguna untuk mengolah asam amino. Kekurangan vitamin ini pada babi dapat berakibat nafsu makan berkurang, pertumbuhan dan berat badan menurun, urat-urat menjadi kaku dan kekurangan darah. Vitamin ini banyak terdapat pada biji-bijian dan air susu.
• Vitamin B12
Vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan pembuatan darah. Kekurangan vitamin B12 dapat berakibat babi menderita anemia, babi yang dilahirkan berat badan berkurang, lemah, banyak kematian, anak babi kecil. Vitamin B12 banyak terdapat pada bahan makanan yang berasal dari hewan, yaitu tepung ikan, maupun kotoran lembu atau ayam.
- Vitamin C
Kekurangan vitamin C dapat menimbulkan darah keluar di bawah kulit, dan persendian, gigi menjadi longgar. Umumnya defisiensi terhadap vitamin C jarang terjadi asal babi banyak diberi hijauan.
- Vitamin D
Vitamin D berguna untuk mengatur imbangan kerja Ca dan P, di dalam pembentukan tulang, terlebih-lebih pada babi bunting atau babi-babi muda. Mereka yang kekurangna vitamin D dapat menderita rachitis.
Untunglah vitamin D bias dibuat oleh babi sendiri di dalam tubuh, karena di bawah kulit terdapat pro-vitamin D, yang apabila mendapat sinar matahari menjadi vitamin D. oleh karena itu babi-babi muda (grower) dan babi induk (bibit) harus dipiara di tempat terbuka, yang setiap pagi bias mendapatkan sinar matahari. Babi-babi yang dipiara secara terkurng harus banyak mendapat tambahan vitamin D (sintetis), atau pro-vitamin D dalam bentuk minyak ikan, tanam-tanaman dari bangsa leguminosa yang berwarna hijau, tanaman yang terdapat sinar matahari.
- Vitamin E
Vitamin E dikenal sebagai vitamin anti steril. Babi membutuhkan vitamin E untuk kesuburan yang normal, baik jantan maupun betina. Vitamin ini banyak terdapat pada kecambah, biji-bijian sebangsa padi, dan leguminosa (bagian yang berwarna hijau).
f). Air
Fungsi air dalam tubuh ternak babi sangat penting, yakni untuk mengatur temperatur (panas) tubuh, melumatkan makanan dalam proses pencernaan, membawa zat-zat makanan ke seluruh tubuh, mengeluarkan bahan-bahan yang tak berguna. Apabila ternak kekurangan air, kesehatan akan terganggu. Misalnya darah yang mengandung serum terlalu sedikit, maka panas badan menjadi tinggi, sehingga protein menjadi binasa dan ternak babi menjadi kurus. Oleh kareana itu air harus selalu tersedia, sehingga babi tidak akan kekurangan air. Dan ransum bias sekaligus dicampur dengan air.
Antibiotic
Di samping babi memerlukan zat-zat makanan dan vitamin tersebut di atas, baiklah apabila rasum ditambah dengan antibiotic. Karena dengan menambahkan sedikit antibiotic kepada makanan dapat meningkatkan berat hidup babi, meningkatkan atau menstimulir pertumbuhan dan mencegah penyakit, meningkatkan efisiensi terhadap pengubahan makanan. Dalam hal ini kita bisa memberikan atau menambahkan antibiotic dalam bentuk premix seperti TM 10. Biasanya tentang dosis sudah ada petunjuk dari pabrik.

2. Bahan makanan yang biasa diberikan kepada babi
a. Bahan makanan yang banyak mengandung protein
1). Tepung ikan
Tepung ikan di buat dari sisa-sisa ikan atau ikan afkir, yang terdiri dari kepala, kerangkan dan ekor. Kuailitas tepung ikan yang paling baik ialah yang berasal dari ikan putih, sebab kadar minyaknya tidak lebih dari 6% dan kadar garamnya 4%. Sedangkan tepung ikan kualitas kedua dibuat dari ikan afal yang kadar minyak dan garamnya cukup tinggi, sehingga bisa menimbulkan efek negative pada babi. Di samping kandungan protein, tepung ikan juga mengandung unsure-unsur mineral penting, seperti Ca, P dan Chlorine. Tepung ikan ini bisa diberikan kepada anak babi sebanyak 15%, untuk babi bibit, dan 10% untuk babi grower.
2). Susu ikan
Susu skim ialah susu yang sudah diturunkan kadar lemaknya menjadi kurang lebih 0,1%. Susu skim ini merupakan salah satu bahan makanan yang bermutu, terutama bagi babi-babi induk yang sedang menyusui dan babi muda. Sebab susu skim kaya akan protein dan lysine serta lactosenya pun cukup tinggi, sehingga dapat menggantikan sebagai daripada bahan makanan yang berasal dari biji-bijian.
3). Susu skim bubuk
Susu skim bubuk mengandung 35% protein, sedangkan mineral, fat dan vitaminnya rendah. 4). Bungkil kedelai
Bungkil kedelai diperoleh dari kedelai yang sudah diambil minyaknya. Kandungan protein 38%, agak lebih rendah daripada bungkil kacang tanah yang kadar proteinnya 41%. Akan tetapi kedelai kaya akan lysine, atau merupakana sumber protein nabati yang sangat penting untuk babi. Warna bungkil ini kuning pucat, serat kasar dan kadar Ca-nya rendah. Jika ingin menggunakan bungkil kedelai untuk pengganti tepung ikan, pada rasum harus ditambah mineral. Biasanya bungkil kedelai diberikan sebanyak 5%, tepung ikan 5% untuk grower, dan 10% untuk finisher.
5). Bungkil kacang tanah
Adalah hasil ikutan kacang tanah yang sudah diambil minyaknya. Bahan ini kurang cocok untuk babi, karena kandungan lysine dan Ca-nya rendah. Apabila bungkil kedelai sulit diperoleh atau terlampau mahal, bungkil kacang tanah ini bisa dipakai pengganti dengan ketentuan zat yang kurang diperhitungan dan diganti dengan bahan lain.

b. Bahan makanan sebagai sumber energy
1) Jagung
Jagung adalah bahan makanan babi yang sangat bagus, karena banyak mengandung karbohidrat. Tetapi bahan makanan ini harus digiling halus, sebab bila tidak akan kurang bermanfaat. Baik jagung kuning maupun putih keduanya bisa dipergunakan walaupun yang putih kadar vitamin A lebih rendah.
2) Katul
Kualitas katul bermacam-macam. Keadaan kualitas ini tergantung pada jumlah brambut yang terdapat di dalam katul itu sendiri. Katul yang persentase btambutnya tinggi berarti berkualitas rendah. Dan katul banyak mengandung fat, sehingga pada musim panas atau lembab, katul mudah tengik. Katul yang rusak atau tengik akan mengganggu alat pencernaan dan menyebabkan vitamin-vitamin yang terdapat di dalamnya hancur.
Babi yang banyak mendapatkan makanan katul, bacon menjadi lunak. Oleh karena itu pemberian katul ini hendaknya dibatasi dalam jumlah sedang dan dalam keadaan baru (fresh), tak banyak brambut.
3) Mellase
Mellase bisa diberikan pada babi dalam campuran makanan sebanyak 5%. Mellase ini bisa mengikat makanan, sehingga makanan tak terhambur. Mellase juga meningkatkan nafsu makan. Kepada babi-babi fattening bisa diberikan dalam jumlah sampai 20%. Sedangakan kepada babi kecil tidak lebih dari 5%.

c. Bahan makanan hijauan
1) Hijauan segar
Hijauan merupakan salah satu bahan makanan yang sangat penting bagi pemeliharaan babi-babi kecil dan babi-babi bibit. Tetapi yang perlu dipikirkan ialah bahwa babi kecil tidak mampu mencerna serat kasar, maka kepada babi-babi kecil tersebut tidak bisa diberikan bahan makanan hijauan yang serat kasarnya terlampau tinggi.
Hijauan makanan yang biasa diberikan daun ketela rambat, rumput muda yang dipotong-potong dan berbagai jenis leguminose.
2) Tepung daun lamtoro
Tepung daun lamtoro sering ditambahkan pada makanan, terutama babi induk bibit dan anak-anak babi. Sebab bahan tersebut kandungan mineral dan vitaminnya tinggi. Akan tetapi karena bahan ini mengandung toxic (racun) maka jumlah jumlah yang bisa diberikan atau ditambahkan kepada ransum tidak boleh melebihi 5% dari seluruh campuran makanan. Pemakaian yang berlebihan atau terlampau banyak berarti akan menambah toxic yang lebih besar pula. Hal ini bisa berakibat pada babi, bulunya rontok, dan babi bunting bisa menyebabkan keguguran.

3. Penyusunan ransum
Apabila jumlah babi yang dipiara itu hanya bebarapa ekor saja, maka kepada babi tersebut bisa diberikan sisa-sisa bahan makanan dari dapur, seperti kulit pisang, pepaya, sayuran, nasi dan lain sebagainya. Akan tetapi betapapun banyak sisa makanan yang bisa diberikan, namun praktek pemberian makanan semacam itu kurang bisa dipertanggung jawabkan. Sebab bahan makanan tersebut bukanlah merupakan rasum yang mempunyai susunan zat makanan dalam imbangan yang tepat seperti yang diperlukan tubuh babi untuk keperluan pertumbuhan dan berproduksi.
Sedangkan yang dimaksud dengan ransum ialah sejumlah campuran dari berbagai macam bahan makanan yang diberikan kepada hewan ternakdalam waktu tertent, misalnya satu hari satu malam (24 jam). Di dalam waktu 24 jam babi harus mendapatkan zat-zat dalam perhitungan yang benar dan teliti. Penyusunan ransum ini sangat bervariasi atau berbeda-beda. Titik berat perbedaan tersebut terletak pada kadar protein dan hidratarang. Sebab pedoman penyusunan ransum yang dikemukakan di sini ialah dengan dasar Imbangan Protein (IP).
IP ini menunjukkan suatu perbandingan antara protein dapat dicerna (Prdd) dengan Martabat Pati (MP).
Protein dapat dicerna ialah hasil pencernaan protein kasar yang terdapat dalam suatu bahan makanan yang dapat diabsorpsi oleh diding usus.
Sedangkan MP = Martabat Pati dari suatu bahan makanan atau ransum ialah angka yang menunjukkan kg (gr) pati murni yang sama dayanya dengan 100 kg (gr) dari bahan makanan itu untuk membentuk lemak badan di dalam tubuh. Hal ini dimaksudkan, bila bahan makan atau ransum itu dikatakan memiliki MP 70, artinya 100 kg bahan makanan atau ransum tersebut mempunyai daya yang sama dengan 70 kg pati murni dalam membentuk lemak badan di dalam tubuh. Dan MP dari suatu bahan makanna juga menggambarkan kandungan energy.
Contoh IP
Bungkil kepala, Prdd = 16,8%; MP = 81%
IP = Prdd : MP = 16,8 : 81 => IP 1 : 482
Cara memperhitungkan MP suatu bahan makan.
Sebagai contoh jagung.
Jagung mengandung Prdd 6,6%, lemak 3,7%, serat 1% dan karbohidrat 64,8%.
Karena besarnya MP dari tiap-tiap zat makanan telah diketahui maka :
1 kg pati murni = 1 satuan kg MP
1 kg BETN = 1 satuan kg MP
1 kg serat kasar = 1 satuan kg MP
1 kg lemak dari biji-bijian = 0,94 satuan kg MP
1 kg Lemak dari biji-bijian = 2,44 satuan kg MP
Maka MP jagung tersebut bisa diperhitungkan sebagai berikut :
6,6 kg Prdd mempunyai MP 6,6 x 0,94 = 6,20
3,7 kg lemak dapat dicerna mempunyai MP 3,7 x 2,41 = 8,917
1,0 kg serat kasar dapat dicerna mempunyai MP 1,0 x 1 = 1,00
64,8 kg karbohidrat dapat dicerna mempunyai MP 64,8 x 1 = 64,80
Jumlah = 80,917
Jadi setiap 100 kg jagung mempunyai MP = 80, 9 atau dengan kata lain, bahwa setiap 100 kg bahan makan sama dayanya dengan pati murni sebesar 80,9 kg.
Catatan :
• Bahan makanan yang memiliki IP = 1 : 2, berarti separuh dari zat-zat makanan terdiri dari protein.
• Dan bahan makanan yang IP –nya 1 : 10, berarti zat proteinnya hanya sepersepuluhnya.
• Babi-babi umur 6 bulan, diberi ransum dengan IP 1 :5 – 1 : 6
• Babi induk menyusui diberi ransum dengan IP 1 : 6 – 1 : 7
• Babi fattening diberi ransum, dengan IP 1 : 8 – 1 : 10
Kandungan IP di dalam ransum terletak pada kadar protein dan MP (IP). Kandungan IP di dalam ransum itu sendiri di perhitungkan berdasarkan beberapa factor diantaranya :
1) Tujuan peternakan itu sendiri, misalnya sebagai babi fattening, bibit.
2) Fase hidup babi, starter, grower, finisher atau berat babi.
3) Pedoman yang telah ada seperti zat-zat makanan yang diperlukan dan pertimbangan ekonomis, serta bahan yang tersedia pada sepanjang tahun.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, maka bisa disusun berbagai macam ransum sesuai dengan kebutuhan babi dan tujuan peternak

Berbagai Macam Ransum
1) Ransum starter
Yang dimaksud dengan babi starter ialah anak babi yang masih menyusui dengan umur 8 – 10 minggu. Pada fase atau periode ini mereka harus mendapatkan ransum starter, yaitu ransum yang terdiri dari :
• Komposisi bahan makanan yang mudah dihisap oleh anak babi dan pula mudah dicerna (creep feeder).
• Kandungan serat kasarnya rendah, misalnya dari bahan jagung giling halus, tepung susu skim. Sebab susu kandungan proteinnya tinggi, sedangkan jagung memiliki kadar cerna yang tinggi dan merupakan sumber karbohidrat.
• Kandungan protein 20 – 22 %, MP 70
• Serat kasar 3 %.
2) Ransum Grower Babi grower yaitu anak babi sesudah melampaui fase starter sampai umur 5 bulan. Babi-babi yang telah melewati fase grower dan mencapai berat 50 kg. Hal ini dimaksudkan agar :
• Babi tumbuh cepat, sehat dan kuat.
• Bisa menghasilkan babi-babi fattening yang tidak banyak lemak atau spek, melainkan banyak daging.
• Babi bibit (breeding) dalam periode menyusui nanti akan bisa memproduksi air susu cukup banyak.
Babi-babi yang hidup pada fase ini harus mendapatkan ransum grower, yaitu ransum yang terdiri dari :
• Bahan yang agak kasar sedikit dari pada ransum starter.
• Kadar protein kurang lebih 17%, MP 68.
• Serat kasar 5%.
• Ditambah ekstra hijauan segar, vitamin-vitamin dan mineral.
3) Ransum Fattening
Babi fattening adalah babi-babi yang digemukkan sebagai babi potongan yang beratnya 50 – 100 kg. penggemukan ini dimulai semenjak mereka sudah melewati fase grower yang berat hidupnya 50 kg sampai dengan bisa dipotong yaitu pada waktu mencapai berat 100 kg. Ransum yang diberikan ialah ransum fattening, yang terdiri dari :
• Bahan makanan yang agak kasar
• Kadar protein 14%, MP 69.
4) Ransum bibit
Ransum bibit merupakan ransum yang diberikan kepada babi dara, sebagai pengganti makanan fase grower atau babi bunting3 bulan pertaman. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah babi tidak boleh terlampau gemuk dan banyak fat. Untuk menghindarkan keadaan ini maka babi tersebut harus diberikan ransum khusus yaitu ransum bibit yang terdiri dari:
• Bahan-bahan makanan yang kadar serat kasarnya relative tinggi kurang lebih 8,5%.
• Protein 14,5 %, MP 64.
• Ditambah hijauan.
5) Ransum induk menyusui
Ransum induk menyusui yaitu ransum yang diberikan pada bulan terakhir pada masa bunting dan selama mereka menyusui. Ransum tersebut terdiri dari :
• Bahan yang kandungan serat kasarnya relative rendah, 7%.
• Kadar protein tinggi, 18,5%, MP 66.
Protein yang tinggi diperlukan untuk :
• Pertumbuhan embryo.
• Persiapan produksi air susu.
Serat kasar yang tidak terlalu tinggi dimaksudkan untuk menghidari kemungkinan terjadinya kesukaran buang kotoran (konstipasi) pada saat hendak melahirkan. Untuk mengatasi konstipasi ini babi bisa ditolong dengan diberikan obat pencahar (urus-urus), misalnya garam inggris sebanyak 1 (satu) sendok makan yang dicampur makanan. Pemberiannya dilakukan beberapa hari sebelum dan sesudah melahirkan. Pada saat ini jumlah ransum bisa dikurangi, tetapi harus betul-betul bermutu.
4. Teknik pemberian makanan dan jumlah yang diberikan
a. Teknik Pemberian Makanan
Pada pokoknya ada 2 macam cara pemberian makanan, yaitu sistem basah dan kering. Pada umumnya pemilihan sistem tersebut didasarkan kepada tujuan di dalam pemeliharaan, bahan makanan yang tersedia serta keadaan tempat (kadang).
1) Sistem basah
Teknik pemberian makanan semacam ini bertujuan intuk mendapatkan kualitas babi bacon yang baik. Semua bahan maknaan dibiki halus, kemudia dicampur air atau dibasahi.
Makanan ini bisa diberikan kepada babi pada bak makanan atau ditaruh di atas lantai. Hal ini juga sangat tergantung kepada jumlah babi dan tempat. Jika babi itu dipiara secara kelompok, di mana jumlah babi dalam satu ruang cukup besar, sedang tempat tidak memungkinkan, maka pemberian makan ini cukup ditaruh di atas lantai saja, sehingga modal bisa di hemat. Tetapi pada sitem pemeliharaan individual, sebaiknya makanan tersebut ditaruh pada bak makanan.
Kebaikan pemberian makanan sistem basah
• Makanan basah ini lebih mudah dimakan dan dicerna.
• Menambah napsu makan, sebab babi lebih suka makanan basah.
• Makanan yang basah dengan mudah bisa ditaruh di atas lantai.
Kelemahannya
• Lebih banyak tenaga, karena harus menyiapkan atau membasahi makanan terlebih dahulu.
• Sisa makanan dengan sangat mudah menjadi basi.
• Kandang lebih cepat menjadi kotor.



2) Sistem kering
Tujuan pemberian makanan semacam ini ialah untuk memberikan rangsangan agar bisa diperoleh berat hidup yang maksimal. Maka sistem ini sangat baik buat babi-babi pork, yang umur sekitar 3 ½ - 4 bulan dengan berat 45 – 55 kg. Pemberian makanan ini sebaiknya ditaruh pada bak makanan atau tempat khusus seperti tempat makanan otomatis yang terlihat pada gambar.
Keuntungan pemberian makanan sistem kering
• Pengisian makanan cukup dilakukan sekali sehari.
• Makanan yang tersisa tidak mudah menjadi basi.
• Tempat atau kandang tidak mudah kotor.
• Lebih menghemat tenaga, karena peternak tidak setiap kali harus membersihkan tempat dan tidak selalu mengisikan makanan.
Kelemahanya
• Agak sulit dimakan, karena hanya bisa diperoleh sedikit-demisedikit.
• Makanan mudah terhambur.
b. Jumlah Makanan Yang Harus Diberikan
Jumlah makanan yang diberikan kepada babi sebaiknya dilaksanakan menurut pedoman. Semua pemberian makanan harus disesuaikan dengan berat babi atau pertumbuhannya. Pada fase pertama, pemeberian ransum itu hanyalah untuk keperluan pertumbuhan yang maksimal. Akan tetapi sesudah babi itu mencapai berat hidup 70 kg, pemberian makanan harus dibatasi agar babi tidak terlalu banyak fat. Untuk babi-babi bacon seperti Large White, Saddle Back. Makanan harus dibatasi sampai 2,5 kg/hari semenjak mereka itu mencapai berat 60 kg ke atas. Hal ini sangat penting untuk mencegah fat yang berlebihan dan untuk memperbaiki karkas.

*KANDANG DAN PERALATAN
Untuk mencapai suatu sukses di dalam usaha peternakan khusunya ternak babi, antara lain perlu diusahakan suatu bangunan kandang yang baik. Sebab hanya kandang yang baiklah yang akan mampu :
- Meningkatkan konversi makanan.
- Meningkatkan pertumbuhan dan menjamin kesehatan ternak.
Yang dimaksud dengan kandang yang baik disini ialah, sutau bangunan kandang yang dibangun menurut aturan kandang yang benar. Dimana kesemuanya ini haruslah bertitik tolak dari kehidupan ternak yang bersangkutan serta hokum alam di mana mereka hidup. Maka semua kandang harus dibangun menurut fungsi dan lingkungan setempat. Misalnya kandang babi Indonesia saja berbeda dengan bangunan kandang babi di Negara-negara yang berada di daerah sub-tropis, yang mengalami banyak perubahan musim.
Lebih lanjut, sehubungan dengan masalah perkandangan ini berturut-turu akan dipelajari :
1. Kehidupan babi dan lingkungan
2. Fungsi kandang
3. Letak kandang
4. Konstruksi kandang
5. Alat-alat atau perlengkapan kandang
6. Macam-macam kandang

1. Kehidupan babi dan lingkungan
a. Kehidupan babi
Keadaan tubuh babi secara anatomi/fisiologis berbeda dengan ternak sapi, kambing maupun domba. Babi termasuk hewan berdarah panas, di dalam keadaan normal temperature tubuhnya 38,9º C. Ternak babi ini tidak memiliki kelenjar keringan. Selain itu ana-anak babi yang masih kecil tidak memiliki bulu seperti halnya ternak sapi, kambing dan domba.

b. Lingkungan hidup
Temperatur tubuh yang normal 38,9º C secara alamiah temperatur tersebut selalu hendak dipertahankan terus-menerus, baik lingkungan itu dalam keadaan dingin ataupun panas. Dengan adanya peristiwa-peristiwa lingkungan yang hamper setiap saat berubah itu, maka tubuh langsung bereaksi terhadap perubahan lingkungan yang mereka hadapi guna melakukan adaptasi. Pada pokoknya adaptasi tubuh yang biasa dilakukan ada dua macam, yaitu :
a) Adaptasi terhadap lingkungan yang terlampau panas.
Terhadap lingkungan yang temperaturnya terlampau panas, tubuh babi akan selalu mengalami kesulitan dalam membebaskan diri dari panas tubuh, sebab hewan tersebut tidak memiliki kelenjar keringat. Reaksi tubuh untuk mengatasi lingkungan yang terlampau panas.
• Panas dari dalam dikeluarkan lewat mulut, sehingga babi pada saat itu selalu Nampak terengah-engah.
• Babi selalu berubah mendapatkan air minum yang lebih banyak.
• Babi berusaha berkurang di tempat-tempat yang banyak airnya.
b) Adaptasi terhadap lingkungan yang terlampau dingin.
Ternak babi di dalam usaha mempertahankan temperatur tubuh terhadap temperatur yang dingin bisa diamati pada reaksi atau tingkah laku mereka. Hal ini bisa terjadi pada anak babi ataupun pada babi-babi besar (dewasa)
- Reaksi tubuh anak-anak babi yang kedinginan
• Mereka berusaha berbaring di tempat-tempat yang bisa menghangatkan tubuh, misalnya di sudut-sudut kandang, di lantai yang ada alasnya jerami kering, tempat yang ada sumber panas.
• Apabila di tempat itu tidak terhadap alas seperti jerami atau sumber panas, maka anak-anak babi tersebut akan mempertahankan temperatur tubuh, dengan cara berbaring atau saling menindih dan berimpit sesame kawan.
- Reaksi tubuh babi dewasa terhadap temperatur yang dingin
Babi-babi yang sudah besar di dalam menghadapi temperatur yang dingin ini tidak begitu menjadi persoalan. Mereka cukup berbaring saja terus-menerus. Sebab pada babi-babi yang sudah besar, di bawah kulitnya terdapat timbunan lemak sudah besar, di bawah kulitnya terdapat timbunan lemak yang cukup tebal, sehingga dengan jalan berbaring terus-menerus kehangatan tubuh mereka bisa dipertahankan. Tetu saja hal ini tidak dilakukan bagi babi-babi yang masih kecil.

2. Fungsi kandang
Kegunaan kandang begitu amat besar, baik terhadap hewan ternak yang dipiara ataupun bagi peternaknya, sebab kadang berfungsi :
a. Untuk menghindarkan terhadap lingkungan yang merugikan. Misalnya adanya angin langsung, air hujan dan terik matahari.

b. Untuk mempertahankan kehangatan dalam kandang di waktu malam atau dingin. Hal ini bisa kita maklumi karena tubuh hewan itu sendiri mengeluarkna panas, sehingga adanya atap dan dinding, panas dalam kandang yang hilang lewat atap dan dinding bisa dikurangi.

c. Mempermudah tatalaksana. Adanya kandang, semua tatalaksana seperti pemberian makan, air minum, memandikan akan menjadi lebih mudah.

d. Mempermudah melakukan pengawasan dalam penggunaan makanan. Semua penggunaan makanan untuk maksu-maksud tertentu seperti untuk tujuan berproduksi, penggemukan. Lebih mudah diawasi dan dilakukan pencatatan-pencatatan.

e. Mempermudah melakukan pengawasan terhadap pertumbuhan serta kemungkinan adanya gejala penyakit.

f. Menghemat tempat dan mengurangi pengotoran di sembarang tempat.

g. Mempermudah melakukan pengawasan terhadap gangguan keamanan seperti pencurian, gangguan binatang buas ataupun dari sesama kawan yang berbeda unur.

3. Letak kandang
Lokasi di mana kandang itu hendak dibangun terlebih dahulu haruslah dipikirkan, terutama terhadap segi-segi higienis dan social ekonomis yang lebih menguntungkan.
a. Segi higienis
Agar bisa diperoleh jaminan kandang serta lingkungan yang hidienis (bebas dari infeksi penyakit), maka lokasi kandang harus dipilih
• Tempat yang lebih tinggi dari lingkungan sekitar, tanah yang mudah meresap air.
• Tempat yang mudah dibuat saluran atau pembuangan air.
• Tempat yang terbuka, bukan di bawah pepohonan besar yang rindang. Sebab pohon yang rindang akan menutup masuknya sinar matahari ke dalam kandang, sehingga kandang menjadi lembab dan kurang sehat.
Hal ini kesemuanya dimaksudkan agar air hujan mudah lepas, mudah mengalir atau meresap ke dalam tanah, sehingga kandang dan sekitarnya di waktu hujan tidak tergenang air. Sebab keadaan lingkungan yang selalu tergenang air akan menyebabkan bakteri dan parasit hidup.

b. Sosial ekonomis
Segi sosial ekonomis yang bisa dipakai sehingga dasar pertimbangan untuk memilih tempat antara lain :
1) Dekat sumber air
Ternak babi memerlukan banyak air, baik untuk keperluan minum, memandikan ataupun untuk kebersihan lantai. Oleh karena itu hanya kandang yang dekat dengan sumber airlah yang bisa dibenarkan, sebab secara ekonomis akan bisa dipertanggungjawabkan. Tanpa air, usaha ini tidak mungkin bisa berkembang. Maka bangunan kandang babi hendaknya dibangun di tempat yang dekat dengan sumber air.
2) Dekat sumber bahan makan
Makanan pokok ternak babi adalah makanan penguat, seperti katul, bungkil kedelain, bungkil kelapa. Bahan-bahan tersbut merupakan hasil ikatan usaha pertanian. Oleh karena itu usaha ternak babi ini akan lebih menguntungkan apabila bisa diusahakan di tempat-tempat yang letaknya dekat dengan took-toko makanan, atau dekat dengan pabrik penggilingan. Sebab pabrik rice-mill menghasilkan katul, pabrik gilingan minyak kelapa menghasilkan bungkil kelapa, sehingga ongkos angkutan bahan makanan tersebut bisa lebih ditekan. Semua bahan makanan yang sulit diperoleh karena letak perusahaan begitu jauh dengan sumber bahan makan tentu saja harganya akan relative lebih mahal.
3) Mudah dicapai kendaraan
Tempat-tempat yang mudah dicapai oleh kendaraan berarti mempermudah komunikasi dan transportasi, baik di dalam usaha memperoleh bahan makanan ataupun menjual hasil. Sebaliknya adanya komunikasi dan transportasi yang sulit, menghambat usaha dan secara ekonomis kurang bisa dipertanggungjawabkan, karena tuntutan ongkos usaha menjadi semakin tinggi.
4) Dekat dengan peternak
Ternak babi memerlukan pengawasan langsung, baik terhadap kesehatan ternak ataupun keamanan. Untuk bisa menjamin keperluan tersebut, bangunan kandang ini hanya mungkin bisa teratasi dengan cepat apabila peternak bisa menangani secara langsung.
5) Dekat dengan areal perluasan
Usaha ternak babi yang dipiara baik-baik akan begitu sangat cepat. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut harus dibangun kandang baru. Perluasan kandang ini hanya mungkin bisa dilakukan, apabila pendirian kandang pertama itu dipilih tempat yang sekiranya masih memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Tentu saja hal ini hanya dilakukan bagi usaha-usaha besar.

4. Konstruksi kandang
Agar ternak babi yang tinggal di dalam kandang merasa nyaman, konstruksi kandang harus betul-betul memadai. Konstruksi kandang yang perlu mendapat perhatian terutama :
a. Ventilasi
Ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan udara segar dari luar. Adanya ventilasi ini, maka keadaan udara segar dalam kandang bisa dipertahankan, kelembabab berkurang, dan rasa pengap pu bisa dihindarkan. Dalam hal ini kiranya tidak diragukan lagi bahwa babi akan merasa lebih nyaman apabila mereka berada di dalam kandang yang berudara segar. Untuk memperoleh kondisi semacam itu, kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna.
Karena ventilasi merupakan jalan keluar masuknya udara ke dalam kandang, maka ukuran ventilasi tersebut benar-benar sesuai.
1) Ukuran ventilasi
Sebagai pedoman di bawah ini dikemukakan mengenai ukuran lubang keluar masuknya udara.
• Lubang keluar (outlet)
Ukuran outlet bagi setiap ekor babi yang beratnya 45kg ialah 32 cm², atau babi yang beratnya 90 kg = 64 cm². Jika kandang itu berkapasitas 100 ekor babi yang beratnya rata-rata 90 kg, berarti kandang tersebut harus ada outlet yang berukuran 100 x 64 cm² = 6.400 cm² , atau 80 x 80 cm.
• Lubang masuk (inlet)
Bagi setiap ekor memerlukan inlet berukuran 3 kali lipat besarnya outlet. Jika setiap ekor babi yang beratnya 45 kg diperlukan outlet berukuran 96 – 100 cm², hal ini berarti bahwa babi yang beratnya 90 kg memerlukan ukuran 200 cm² atau 10 x 20 cm. Jadi kalau kandang itu berkapasitas 100 ekor, dengan berat badan rata-rata 90 kg, maka perlu ada inlet yang berukuran 100 x 100 cm.
2) Berbagai macam ventilasi
Ada dua macam ventilasi, yaitu ventilasi alam dan buatan. Ventilasi ala mini pembuatanya tidak dipersiapkan secara khusus seperti halnya ventilasi buatan. Tetapi pada ventilasi buatan dibuat dengan suatu rencana secara khusus seperti halnya ventilasi buatan.
Tetapi pada ventilasi buatan dibuat dengan suatu rencana secara khusus, misalnya yang berbentuk kipas angin. Akan tetapi fungsi serta kegunaan kedua macam ventilasi tersebut sama, yaitu untuk mempertahankan keadaan udara dalam kandang supaya tetap segar dan bisa menghindarkan kelembaban yang terlalu tinggi. Keadaan ruang kandang yang segar ini bisa dibuktikan apabila :
• Babi-babi yang ada dalam kandang pada saat sehabis makan selalu bisa enak tidur.
• Ruang kandang tidak berbau tajam.
Sebagai pedoman di bawah ini diberikan catatan mengenai temperature dan kelembaban optimal yang diperlukan ternak babi.
b. Dinding, atap dan lantai
Dinding, atap dan lantai merupakan isolasi (pembatas) terhadap lingkungan, terutama untuk menjaga kestabilan udara di dalam kandang. Kandang yang dilengkapi dengan pembatas ini banyak manfaatnya. Lebih jelasnya, mengenai pembatas ini akan diutarakan satu per satu.
1) Dinding
Dinding kandang sebagai salah satu pembatas (isolasi) berguna untuk :
• Menahan angin langsung dari luar.
• Menahan keluarnya panas yang dihasilkan oleh tubuh hewan.
• Menghindarkan adanya babi yang keluar dari kandang atau saling bermusuhan, apalagi yang mempunyai sifat kanibalis.
Mengingat ternak babi sangat sensitive terhadap udara panas ataupun udara yang sangat lembab, maka sekeliling kandang harus dilengkapi dinding semi terbuka. Dinding semacam ini di waktu siang akan menjamin udara dalam kandang tetap segar, sebab sirkulasi udara akan cukup lancer. Dan sebaliknya di waktu malam tidak begitu kedinginan karena babi bisa terbaring dan terlingdungi oleh dinding. Namun kesemuanya ini pengaturannya tergantung kepada babi yang akan ditempatkan di dalam kandang. Misalnya untuk babi yang beratnya lebih dari 50 kg, diding kandang bisa diatur sedemikian rupa sehingga temperature dalam kandang bisa mencapai sekitar 18º C, sedangkan babi yang beratnya kurang dari 50 kg temperatur diatur kurang lebih 23º C dan untuk anak-anak babi memerlukan temperatur 27º C (suhu kamar). Oleh karena itu ukuran tinggi dinding bisa diatur. Untuk penggemukan setinggi 1 m, untuk induk setinggi 1,2 m. Bangunan dinding kadang harus kuat dan mudah dibersihkan. Bahan bisa dibuat dari papan, anyaman bambu, tembok.
2) Atap
Atap sebagai pembatasan di bagia atas, berguna untuk :
• Menghindarkan air hujan dan terik matahari.
• Menjaga kehangatan di dalam kandang pada waktu dingin.
Jadi fungsi atap sebagai batas bagian atas, kecuali berguna untuk menahan air hujan dan tering sinar matahari juga sangat bermanfaat untuk menahan panas yan dihasilkan oleh tubuh hewan itu. Tanpa atap, di waktu malam panas di dalam kandang akan keluar lewat atas. Atap tersebut hendaknya dibuat meluncur ke belakang, sehingga air hujan tidak banyak masuk ke dalam kandang. Untuk atap bisa digunakan genteng, asbes, duan kelapa ataupun alang-alang. Baik konstruksi dinding maupun atap, keduanya ada kaitannya dengan ventilasi alam. Maka dari itu perlu dipertimbangkan adanya konstruksi antara dinding dan atap yang tepat, sehingga waktu panas keadaan udara dalam kandang tetap segar dan di waktu hujan tidak banyak air masuk.
3) Lantai
Lantai berguna untuk :
• Menghindarkan kelembaban dari dalam tanah.
• Batas antara tanah.
Leh karena babi banyak berbaring, lebih-lebih babi fattening 80% darpada waktunya hanya dipergunakan untuk berbaring, maka lantai harus dibuat selalu bersih, hangat dan nyaman. Untuk menciptakan keadaan ini, lantai harus keras, dibuat dari bahan-bahan seperti aspal dan pasir, campuran batu merah atau batu kali, pasir dengan plesteran semen. Lantai ini dibuat agak miring sehingga air kencing atau air pembersih lekas bisa mengalir ke saluran pembuangan kotoran dan tidak mengganggu kebersihan kandang, dan kekeringan lantai lebih terjamin.

Bagi perusahaan-perusahaan yang telah maju seperti di luar negeri, kandang tersebut dilengkapi dengan isolasi pada dinding maupun pada atapnya. Tapi di Indonesia yang terletak di daerah tropis ini atap dan dinding serta lantai dibuat seperti yang dijelaskan diatas.

c. Sinar matahari
Konstruksi kandang yang akan dibangun hendaknya dipikirkan agar sinar matahari pagi bisa masuk ke dalam kandang. Sebab sinar matahari pagi tidak begitu panas dan banyak mengandung sinar ultraviolet. Sinar pagi ini sangat penting karena berguna untuk :
• Untuk membantu proses pembentukan vitamin D.
• Sebagai desinfektan.
• Mempercepat pengeringan kandang sehabis dibersihkan dengan air.
Untuk memperoleh sinar pagi yang cukup, maka hendaknya kandang tunggal dibangun menghadap ke timur sedangkan kandang ganda bisa dilengkapi dengan ren seperti pada gambar.

5. Alat-alat atau perlengkapan kandang
Kandang yang sempurna memerlukan perlengkapan-perlengkapan yaitu :
1) Tempat makan dan minum
Tempat makan
Ada dua macam tempat makan yaitu yang berbentuk bak dari pasangan semen dan yang kedua ialah tempat makan berupa kotak yang bahannya dari papan ataupun seng. Tempat makan yang berbentuk kotak ini bisa dibuat memanjang ataupun bulat. (Perhatikan pada gambar.) Masing-masing bisa dipakai secara individual atau kelompok. Demikian juga mengenai tempat minum, ada yang berupa bak, tabung dan nozzle.
Baik tempat makan ataupun tempat minum ini merupakan perlengkapan kadang yang mutlak diperlukan oleh babi. Oleh karena itu perlengkapan kandang ini harus dengan baik dan memenuhi persyaratan.
Persyaratan pembuatan tempat makan/air minum yang perlu diperhatikan antara lain :
• Ukuran tempat makan dan minum hendaknya disesuaikan dengan umur/besar kecilnya babi.
• Mudah dibersihkan.
• Konstruksi tempat makan dan minum harus dijaga, agar babi tidak bisa dengan mudah masuk menginjak-injak ataupun berbaring di dalamnya.
• Tempat makan dan minum letaknya lebih tinggi daripada lantai.
• Permukaan bagian dalam mesti keras, rata dan halus agar sisa makanan tidak bisa tertinggal di sela-selanya, dan mudah dibersihkan.
• Tepi-tepi atau bibir tempat makan dan minum harus dibuat agak bulat seperti punggung belut, sehingga tidak tajam.

2) Bak air
Seriap kandang hendaknya juga dilengkapi dengan bak air yang terletak di dekat kandang. Bak ini dimaksudkan untuk menampung persediaan air, sehingga sewaktu-waktu air itu hendak diperlukan untuk membersihkan lantai, alat-alat lain, serta memberikan minum selalu siap, tanpa ada sesuatu kesulitan. Ukuran serta jumlah bak ini bisa disesuaikan dengan jumlah babi yang dipiara.

3) Bak penampungan kotoran
Setiap kandang atau ruangan hendaknya dilengkapi dengan saluran atau parit yang menghubungkan kandang dengan bak penampungan kotoran, sehingga dengan letak lantai yang sedikit miring, air kencing dan kotoran dengan mudah bisa dialirkan langsung kotoran ini ialah bahwa semua kotoran akan tertampung di dalamnya dan tidak mengganggu sekelilingnya serta bisa dimanfaatkan untuk usaha-usaha pertanian. Ukuran bak ini tergantung dari persediaan bak yang ada serta jumlah babi atau luas kandang.

4) Pintu kandang
Khusus kandang induk sebaiknya perlu dilengkapi sekaligus dengan pintu penghalang, sehingga kematian anak babi akibat tertindih induk bisa dihindarkan. Tetapi apabila tidak ada perlengkapan semacam ini, anak babi bisa ditaruh di dalam kotak tersendiri. Hanya pada saat menyusu saja anak-anak babi tersebut dicampur dengan induknya. Anak-anak babi tersebut harus selalu diawasi.

6. Macam-macam kandang
Ada berbagai macam kandang babi, masing-masing bisa dibedakan menurut konstruksi dan kegunaannya.
1) Berbagai macam kandang menurut konstruksinya
a. Kandang tunggal, yaitu bangunan kandang yang terdiri dari satu baris saja.
b. Kandang ganda, yaitu bangunan kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya bisa saling berhadapan ataupun bertolak belakang.

2) Berbagai macam kandang menurut kegunaannya
Menurut kegunaannya, kandang babi sisa dibangun sesuai dengan tujuannya, masing-masing dengan ukuran dan perlengkapan yang berbeda-beda. Menurut kegunaanya, kita kenal :
a. Kandang induk
Kandang induk yang efisien ialah jika kandang tersebut nyaman bagi induk dan sekaligus nyaman bagi anak-anak yang dilahirkan, sehingga anak-anaknya bisa mendapatkan kesempatan hidup pada kandang tersebut.
Pada pokoknya kadang babi induk bisa dibedakan antara kandang individual dan kelompok.
a) Kandang individual
Pada kandang induk individual ini satu ruangan hanyalah disediakan untuk seekor babi. Konstruksi kandang ialah kandang tunggal, di mana kandang hanya terdiri dari satu baris kandang. Dan kandang tersebut atap bagian depanyanya dibuat lebih tinggi daripada bagian belakang, tetapi pada saat hujan, atap bagian depan diusahakan bisa ditutup. Untuk ukuran kandang tersebut adalah sebagai berikut :
• Tinggi bagian depan 2,5 m, bagian belakang 2 m.
• Panjang 2,5 m, ditambah halaman pengumbaran yang terletak di belakang sepanjang 4 m.
• Tinggi tembok 1 m
• Lebar 3 m.
• Pada ren (halaman pengumbarannya) yang berukuran panjang 4 m itu lantainya bisa dibuat dari pasangan seme, tanah atau batu, di mana induk bisa makan di situ pula. Sedangkan untuk diding depan bisa dibuat dari tembok, bamboo, papan atau bahan lain seperti anyaman kawat. Tetapi apabila dinding itu bahannya dari kawat, harus diusahakan dengan anyaman yang kecil, dan kuat supaya anak-anaknya tidak bisa keluar.
• Kandang ini perlu dilengkapi dengan guard-rail (pintu penghalang) yang terletak di dalam, guna mencegah babi kecil mati tertindih.
• Kandang tersebut juga dilengkapi dengan tempat makan khusus untuk anak-anak babi. Tempat makan ini diberi pagar pemisah agar induk tidak bisa mengganggu makanan yang diberikan kepada anak-anaknya.
• Dilengkapi dengan lampu pemanas.
• Kandang diberikan tilam dari jerami kering yang bersing.
b) Kandang kelompok
Pada pokoknya kandang induk kelompok ini sama seperti pada kandang individual. Biasanya konstruksi kandang ini ialah kandang ganda, sehingga bisa dilengkapi dengan gang/jalan yang dapat dipakai untuk memberikan makanan dan air minum, sedang alat perlengkapan lainnya sama seperti pada kandang tunggal.

b. Kandang fattening
Kandang fattening ini pada prinsipnya sama dengan kandang induk, akan tetapi perlengkapan dan ukuran lebih sederhana, masing-masing bisa dibangun konstruksi tunggal atau ganda. Konstruksi ganda ini bisa dipakai untuk kelompok fattening yang jumlahnya lebih besar, namun tiap-tiap unit tak akan melebihi 12 – 15 ekor. Di samping kandang fattening ini berbentuk kandang kelompok, tetapi ada pula yang berbentuk battery.
Kapasitas/ukuran :
• 1 m²/1 ekor, babi yang berat badannya rata-rata 80 kg.
• 0,75 m² untuk berat 50 kg/ekor.
• 0,5 m² untuk babi berat 35 kg/ekor.
c. Kandang pejantan
Kandang pejantan dibangun khusus, terpisah dengan babi induk. Dan usahakan agar bangunan itu kuat, yang dilengkapi dengan halaman pengumbaran, agar pejantan bisa exercise(lantai) dan bisa melihat babi-babi betina dari halaman.
Ukuran :
• 2 x 3 m dan halaman 4 x 3 m
• Tinggi kandang, bagian depan 2 m, belakang 1,5 m.

*TATA LAKSANA PEMELIHARAAN
Pemeliharaan dan perawatan merupakan salah satu kunci penting dalam usaha ternak babi. Sebab pemeliharaan akan menentukan berhasil/tidaknya suatu usaha, maka dalam hal ini perlu mendapat.
Pada garis besarnya pemeliharaan itu bisa dikelompok-kelompokkan antara lain :
1. Pemeliharaan induk
2. Pemeliharaan anak
3. Pemeliharaan dara
4. Pemeliharaan pejantan

1. Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk memerlukan perhatian khusus terutama induk bunting, induk akan melahirkan dan sehabis melahirkan.
a. Induk bunting
1) Makanan
Makanan yang harus diberikan ialah makanan yang baik/cukup dan dalam bentuk basah.
• Makanan yang baik
Bagi induk bunting, makanan yang disediakan harus berkualitas bagus dan mencungkupi bagi kebutuhan mereka. Oleh karena itu di dalam penyusunan ransum, yang penting ialah ransum tersebut harus bisa menjamin pertumbuhan dan keselamatan induk itu sendiri dan anak yang dikandungnya. Lihat kembali tabel ransum pada pakan ternak.
• Makanan basah dan halus
Pada saat pemberian makanan halus dimaksudkan untuk menghindari kotoran mengeras. Sebab kotoran yang mengeras akan menimbulkan konstipasi dan stress babi induk yang bersangkutan, sehingga mempersulit kelahiran. Apabila seekor induk yang sedang beranak mengalami konstipasi (kesulitan dalam membuang kotoran), maka perlu diberikan obat pencahar.
2) Gerak badan babi (exercise)
Babi-babi yang sedang bunting perlu diberi kesempatan untuk bergerak (memiliki ruang gerak). Sebab babi yang tidak pernah bergerak, ada kemungkinan badannya menjadi terlampau gemuk. Tubuh yang terlalmpau gemuk akan mengakibatkan peredaran darah kurang lancer, sehingga menimbulkan kesulitan di dalam kelahiran dan anak yang dilahirkan menjadi lemah.
3) Pindah kandang
Induk-induk yang hendak melahirkan harus dipindahkan ke kandang beranak.
• Pemindahan induk yang sudah pernah beranak
Mereka dipindahkan 2 – 3 hari sebelum melahirkan, guna memperkenalkan tempat yang baru, di mana mereka akan melahirkan.
• Pemindahan induk yang belum pernah beranak
Mereka harus dipindahkan lebih awal, yaitu 4 – 5 hari sebelum melahirkan. Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak menjadi bingung atau asing di tempat yang baru. Sebab kandang beranak konstruksinya berbeda dengan kandang biasa. Karena pada kandang beranak diperlukan guard-rail (penghalang).

b. Pemeliharaan induk yang sedang melahirkan
Setelah berhasil dilakukan pemeliharaan terhadap induk bunting, selanjutnya perlu ada persiapan untuk anak-anaknya, agar anak babi yang lahir itu selamat dan sehat. Dalam rangka mempersiapkan kelahiran anak babi, yang perlu mendapatkan perhatian ialah mengenai tanda-tanda babi yang akan melahirkan, proses kelahiran dan sanitasi.
1) Tanda-tanda babi yang akan melahirkan
• Perut turun ke bawah.
• Urat daging di sekitar vulva mengendor.
• Vulva membengkak, berwarna merah dan keluar lendir.
• Ambing mengeras, putting berwarna kebiruan.
• Nafsu makan menurun.
2) Proses kelahiran
Proses kelahiran biasanya berlangsung 1 – 12 jam. Apabila dalam waktu 1 – 12 jam induk belum juga selesai melahirkan, berarti ada suatu kelainan. Pada kelahiran yang normal ditandai adanya 3 stadium, yaitu :
a) Stadium persiapan
Pada minggu-minggu terakhir sebelum melahirkan timbul gejala-gejala sebagai berikut :
• Ikatan rahim mengendor, letaknya menurun
• Pada sisi tubuh mencengkung, sedang pinggangnya turun ke bawah, jaringan pengikat lebih elastis.
• Bibir vulva membesar, berwarna merah.
• Ambing menjadi tegang, puting berwarna kebiruan dan kalau puting dipijit akan keluar air susu. Hal ini menunjukkan bahwa anak akan lahir. Air susu ini akan keluar kurang lebih 12 jam sebelum induk melahirkan.
• Induk mulai mengumpulkan sarang.
b) Stadiun pembukaan
Pada stadium ini rahim mulai berkontraksi (mengerut). Tentu saja hal ini tidak akan Nampak dari luar, tetapi yang bisa diamati adalah tingkah lakunya, yaitu :
• Babi Nampak gelisah, tidur berdiri dan memukul-mukulkan ekor /mengentak-entakkan kaki. Enam jam sebelum melahirkan, induk sering berbaring , dan tidak mau makan.
• Sebentar-sebentar kencing.
• Akibat kontraksi rahim, janin mencapai letak yang tepat, di mana perut turun ke bawah dan tubuh Nampak memanjang. Dan pada saat itu cervix mulai terbuka lebar. Cervix yang tidak bisa terbuka akan mempersulit kelahirkan dan berbahaya.
c) Stadium pelepasan
Setelah mencapai stadium pembukaan yang diikuti adanya kontraksi rahim beserta kekejangan daging perut, kemudian janin terdorong ke luar atau lahir. Babi yang sedang melahirkan selalu dalam keadaan berbaring. Pada saat itu harus betul-betul diciptakan situasi yang tenang, supaya induk tidak terganggu.
3) Sanitasi
Sanitasi adalah penjagaan kesehatan lewat kebersihan. Kebersihan tersebut meliputi kandang dan tubuh babi itu sendiri.
a) Kandang beranak harus bersih
Keadaan kandang yang udaranya segar, hangat dan kering merupakan tempat ideal atau nyamal bagi penghidupan babi. Oleh karena itu kandang yang akan ditempati harus bersih betul-betul, memenuhi persyaratan yang bisa memberikan ketenangan bagi induk yang akan melahirkan. Keadaan kadang yang dimaksudkan ialah :
• Ventilasi sempurna.
• Ruangan cukup mendapat sinar matahari.
• Ukuran kandang cukup, dilengkapi dengan guard-rail, guna mencegah anak babi yang baru lahir mati tertindih.
• Lantai diusahakan selalu bersih, kering dan diberikan alas dari serbuk gergaji atau jerami yang dipotong pendek-pendek, sebab jerami yang panjang akan mempersulit jalanyan anak babi. Sebelum diberi alas, lantai perlu didesinfektan dengan Lysol, creolin atau bahan lainnya.
• Dilengkapi lampu, sehingga apabila sewaktu-waktu lampu tadi diperlukan siap dinyalakan.
b) Induk yang akan melahirkan harus bersih
Sebelum induk dipindahkan ke kandang beranak, mereka harus dibersihkan dahulu dengan jalan memandikkan.
Pelaksanaan :
Pada pagi hari panas babi bisa dimandikan, dengan air sabun yang hangat. Tetapi apabila hari itu mendung, babi cukup disikat dan didesinfektan dengan menggunakan insektisida powder. Bagian ambing harus betul-betul bersih dan diusahakan lekas menjadi kering. Maksud memandikan atau menyikat babi tersebut agar semua kotoran dan parasit serta bibit-bibit penyakit lainnya bisa musnah. Sehingga kemungkinan adanya infeksi dapat dikurangi. Apabila anak babi sensitive terhadap infeksi, terutama cacing dan coli.
c) Perawatan induk yang sedang melahirkan
Setalah selesai melahirkan, induk harus mendapat kesempatan untuk berisitirahat, sebab sehabis janin keluar, seluruh jalan janin terbuka sehingga ada kemungkinan rahim ikut keluar. Dan juga harus diperlihatkan keluarnya placenta, jangan sampai placenta termakan oleh induknya. Sebab hal ini bisa berakibat :
• Adanya gangguan di dalam perut dan usus pada induk.
• Induk bisa kanibalis, suka makan anaknya.
Babi induk tersebut diusahakan jangan sampai terlalu lama berbaring. Sebab babi yang terlalu lama berbaring pada saat melahirkan ataupun sesudah melahirkan akan menimbulkan babi menjadi kurang sehat, sebab kotoran serta air kencingnya basi.

2. Pemeliharaan anak babi
Pemeliharaan anak bab ini dilakukan mereka lahir, dan bahkan sebelum lahir.
a. Anak babi yang baru lahir
• Anak babi yang baru lahir harus segera dibebaskan dari selaput lender yang menutupi lobang mulut dan hidung. Sebab sesudah tali pusar putus mereka harus segera bisa bernafas lewat mulut dan hidung.
• Tali pusar dibiarkan putus dengan sendirinya. Setelah tali pusar ini putus barulah bisa dipotong sepanjang kurang lebih 2,5 cm dan didesinfektan dengan yodium tinctuur 7% atau obat merah, untuk menghindari infeksi. Sebenarnya lender yang menutupi tubuh itu akan menjadi kering sendirinya, demikian pula tali pusarnya pun akan putus dengan sendirinya. Tetapi bagi peternak yang baik, membiarkan keadaan semacam itu tanpa ada suatu pertolongan adalah kurang bijaksana.
• Anak babi yang baru lahir diusahakan segera bisa menyusu, sebab air susu pertama (colustrum) penuh dengan zat-zat dan antibiotic yang sangat diperlukan bagi kehidupan anak babi yang baru lahir. Biasanya anak babi yang kuat akan memperoleh puting yang air susunya lancer. Tetapi sebaliknya babi yang lemah akan terdesak dan akan memperoleh putting yang jelek, yang air susunya sedikit.

b. Pemeliharaan anak babi umur 3 – 10 hari
Anak babi umur 3 – 10 hari mengalami masa kritis. Pada saat itu mereka sangat sensitive dan tiada berdaya menghadapi lingkungan yang berat. Sehubungan dengan hal tersebut maka para pertenakan harus betul-betul memberikan perlakuan yang cermat.
Kemungkinan-kemungkingan yang biasa dihadapi ialah :
• Anak babi mudah kedinginan
Beberapa hari sesudah lahir, anak babi keadaannya sangat berbahaya yaitu mudah menggigil kedinginan, karena kulitnya tidak memiliki perlindungan bulu seperti anak sapi atau domba, maupun kambing. Maka pada saat itu lampu di dalam indukan harus dinyalakan, agar ruangan menjadi hangat dan dengan adanya sinar lampu anak babi akan merasa senang, sebab mereka sangat tertarik terhadap sinar lampu.
• Anak babi banyak mati tertindih
Sebab pada saat itu mereka sangat lemah, belum lincah bergerak menghindari kemungkinan-kemungkinan yang merugikan atau menimpa dirinya.
• Anak babi mati lemas
Sering terjadi induk yang habis melahirkan kena infeksi agalactia atau konstipasi. Sehingga ambing mengeras dan tidak menghasilkan susu. Peristiwa atau kegagalan air susu induk ini bisa mengakibatkan anak babi mati lemas. Sebab satu-satunya sumber makanan tidak dapat dipenuhi.

c. Anak babi yang kehilangan induk
Sering terjadi induk jatuh sakit, atau mati pada waktu melahirkan. Sehingga anak-anaknya tidak bisa diasuh lagi. Apabila ada peristiwa semacam ini maka peternak harus segera bisa mengatasi atau memberikan pertolongan. Mereka bisa ditolong dengan berbagai cara :
• Diberi air susu sapi Dengan cara ini biasanya anak babi banyak tidak bisa tertolong, sebab susunan air susu sapi berbeda.
• Dititipkan atau diasuh oleh induk lain
Anak babi bisa dititipkan kepada induk yang mempunyai anak yang umurnya sebaya dengan anak yang akan dititipkan. Cara ini biasanya juga mendapat kesulitan, sebab induk babi dengan mudah bisa membedakan anak sendiri dan anak titipan, sehingga anak babi yang berasal dari luar selalu dimusuhi habis-habisan.
Hal ini bisa diatasi dengan cara, pertama anak-anak babi dari induk lain, sebelum dimasukkan ke dalam kandang induk baru, terlebih dulu harus dicampur dengan anak-anak sendiri dalam satu kotak, agar baunya menjadi sama. Kedua atau dengan cara lain, anak babi dari induk lain ataupun anaknya sendiri diberi bau-bauan yang sama, misalnya dengan memberikan minyak tanah atau minyak kayu putih. Yang dioleskan pada sekitar mukanya. Dengan cara demikian bisanya mereka dengan mudah bisa diterima oleh induk baru yangakan mengasuh.
Untuk mempertimbangkan dalam memberikan pertolongan terhadap anak-anak babi yang tidak bisa diasuh oleh induknya sendiri, di bawah ini dikemukakan mengenai susunan colustrum, air susu sapid an air susu babi.
1) Susunan colustrum, air susu babi biasa dengan air susu sapi
Induk yang habis melahirkan susu pertama yang disebut colustrum. Kandungan zat-zat di dalam colustrum ini cukup tinggi, lebih-lebih protein yang di dalamnya terkandung unsure globulin (antibody yang terdapat pada darah). Globulin ini berisikan anti-bodi yang muntlak diperlukan anak babi yang baru lahir yang berguna untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi. Tetapi perlu diketahui bahwa dalam waktu yang singkat susunan zat makanan dan globulin dalam air susu tersebut cepat berubah dan menurun
2) Antibodi pada anak babi
Anak bai yang baru lahir, sirkulasi antibodi yang terdapat dalam tubuhnya (darah), yang berguna untuk menghadapi infeksi penyakit, tidak efektif. Hal ini sangat berbeda apabila dibandingkan dengan antibodi pada manusia. Pada manusia semenjak anak itu masih dalam kandungan telah memperoleh antibodi dari sang ibu.
Tetapi keuntungan colustrum babi tersebut kaya akan munoglobulin (molekul antibodi), dan di samping itu alat pencernaan pada babi yang baru lagir, di dalam waktu yang singkat bisa mengabsorpsi molekul dalam jumlah yang sangat besar. Dan dalam keadaan yang normal molekul tersebut bisa diabsorpsi dalam waktu satu jam sesudah anak babi itu menyusu.
Peristiwa ini akan menjadi lebih sempurna setelah berlangsung 6 jam. Kandungan immunoglobulin yang paling tinggi adalah colustrum. Itulah sebabnya anak-anak babi yang baru lahir harus segera mendapatkan air susu induk.

3) Kekebalan anak babi
Anak babi yang baru lahir tidak memiliki kekebalan atau pertahanan tubuh terhadap infeksi penyakit. Dan kekebalan ini baru bisa terbentuk setelah anak babi mendapat colustrum. Karena colustrum banyak mengandung protein, dan di dalam protein itu terdapat immunoglobulin. Kekebalan (immunitas) yang diperoleh dari colustrum ini merupakan pertahanan tubuh pada kehidupan selama umur 10 – 14 hari. Setelah umur tersebut kekebalan yang berasal dari colustrum itu sangat menurun.
Dan sesudah anak babi itu mencapai umur 3 minggu, di dalam tubuhnya terbentuk kekebalan yang diperoleh dari luar, yang dimulai dengan sangat lambat.

d. Menyusukan anak babi yang baru lahir
Secara alamiah anak babi yang baru lahir akan berusaha mendapatkan air susu induk, karena air susu tersebut merupakan satu-satunya sumber makanan utama. Induk menyediakan zat-zat makanan dan antibodi yang terdapat dalam air susu dengan lengkap. Itulah sebabnya para peternak secara mutlak dituntut untuk bisa mengatur agar semua anak yang baru lahir itu bisa mendapatkan colustrum secara cepat.

e. Pemberian tanda anak babi
Anak babi sebaiknya diberi tanda pada daun telinganya, sebab tanda tersebut akan banyak manfaatnya bagi peternakan.
Manfaatan tanda tersebut antara lain :
• Mempermudah untuk mengetahui pertumbuhan.
• Mempermudah mengadakan seleksi.
• Mempermudah melakukan pencatatan-pencatatan administratif.
Cara pemberian tanda
Ada berbagai cara untuk memberikan tanda pada anak babi, tetapi yang paling biasa ialah :
1) Sistem kerat
Pemberian tanda dengan sistem kerat ini dilakukan dengan melobangi daun telinga. Hal ini dilakukan pada saat anak babi berumur 5 hari atau bersamaan dengan pemotongan gigi.
Pelaksanaan
• Sediakan gunting atau alat khusus, spiritus, kapas, dan obat merah (mercurocrom).
• Daun telinga yang akan dilobangi dibersihkan dengan spiritus terlebih dahulu. Setelah daun telinga dilobangi, oleskan obat merah tersebut pada bagian yang luka.
2) Sistem tatoo
Pemberian tanda dengan sistem tatoo ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus (tatoo) yang sudah dilengkapi dengan alat atau tatoo yang berbentuk nomor-nomor. Sebelum telinga tadi dicap atau ditatoo, terlebih dahulu dibersihkan denga spiritus, kemudia baru ditatoo dengan nomor-nomor sesuai dengan yang dikehendaki.
Cara ini dilakukan pada saat anak babi berumur sekitar tiga minggu.

f. Jumlah air susu yang diperlukan anak babi
Anak babi yang baru lahir, rata-rata memerlukan air susu 0,5 liter per ekor/hari. Apabila induk itu memiliki 10 ekor anak, berarti induk tersebut harus bisa memproduksi air susu 5 liter pr hari. Prosduksi air susu ini akan meningkat pada 3 minggu sesudah melahirkan, tetapi selanjutnya berangsur-angsur menurun. Hal ini bisa diamati pada grafik, bahwa penurunan air susu terjadi mulai minggu ke-6. Tetapi penurunan air susu dalam jumlah yang besar, terjadi pada minggu ke-8. Sehubungan dengan penurunan produksi air susu ini, maka pada minggu k3-6 anak babi harus sudah mendapat tambahan makanan dari luar.
Sering dialami bahwa produksi air susu sangat kurang atau gagal sama sekali. Sebab-sebab kegagalan produksi air susu antara lain :
1) Udara terlampau panas atau dingin.
2) Diarhee atau konstipasi (tidak bisa buang kotoran) sama sekali.
3) Pergantian tempat yang mendadak.
4) Ransum yang tidak sempurna.
5) Kepayahan di waktu melahirkan.
6) Akibat penyakit alat kelamin atau penyakit mastitis, metritis.
7) Keturunan dari induk yang selalu sedikit menghasilkan air susu.

g. Kastrasi (Pengebirian)
Untuk memperoleh pertumbuhan yang cepat dan kualitas daging yang baik, maka semua babi jantan harus dikstrasi. Biasanya kastrasi ini dilakukan pada saat babi berumur 4 minggu. Kastrasi yang dilakukan lebih awal akan lebih baik daripada babi yang besar, karena babi yang besar akan mengalami stress yang berat.
1) Tujuan kastrasi
• Untuk mempertahankan kualitas daging. Sebab babi yang dikastrasi dagingnya akan lebih bagus, dan penimbunan daging dan lemaknya lebih cepat.
• Agar pejantan yang tidak dipergunakan lagi untuk bibit atau pemacek, dagingnya tidak berbau.
• Untuk menghindari babi jantan yang berkualitas jelek mengawini calon-calon babi induk yang bagus.
• Untuk menjinakkan babi jantan yang mempunyai sifat buas atau kanibalis.
2) Cara kastrasi
Dua macam kastrasi, yaitu tertutup dan terbuka.
a) Cara tertutup
Yaitu pengebirian dengan cara mengikat (menutup) saluran yang menuju testes, sehingga sel-sel jantan mati, karena tidak memperoleh zat-zat makanan. Hal ini dapat pula dilakukan dengan jalan member zat kimia yang bisa mematikan sel jantan atau betina dengan jalan injeksi.
b) Cara terbuka
Yaitu dengan jelas melakukan pembedahan, guna mengeluarkan testes atau ovary, yang kemudian dipotong.
3) Cara melakukan kastrasi pada anak babi jantan
Persiapan
Sebelum melakukan operasi, emua alat beserta obat-obatan harus disediakan.
• Alat-alat yang diperlukan :
- Pisau, scalpel atau silet, spiritus dan kapas.
- Pincet dan gunting.
- Benang dan jarum.
• Obat-obatan
- Suntikan antibiotic seperti penstrep.
- Sulfanilamide, yodium atau obat merah.
- Alkohol untuk membersihkan alat-alat seperti scalpel, pisau, gunting.
- Air sabun hangat dalam basi atau ember.
Pada saat dilakukan pengebirian babi kecil, maka untuk sementara induknya harus dipindahkan. Di dalam melakukan pengebirian ini harus ada seorang teman yang sekiranya bisa membantu memegang kedua kaki belakang dan depan yang dalam posisi menghadap ke atas.
Pelaksanaan
• Pertama : scrotum ditekan dengan ibu jari kiri ke atas dan telunjuk ke bawah dengan maksud supaya mudah dibedah dengan pisau tajam atau dengan silet.
• Kedua : kantong (selaput) testes yang berwarna putih dipotong atau dibedah, guna mengeluarkan testesnya. Kemudian bila testes itu ditekan maka keluarlah testes tersebut.
• Ketiga : testes yang sudah keluar dipotong pada saluran penggantungnya. Bagi babi dewasa, sebelum saluran testes dipotong, terlebih dahulu diikat dengan benang yang kuat supaya darah tidak mengalir ke luar.
• Keempat : bekas luka harus diobati dengan yodium, atau sulfanilamide guna mencegah infeksi atau tetanus.
Untuk mencegah dan mempercepat sembuhnya luka akibat bekas potongan tersebut sebaiknya dijahit, terkecuali babi yang berumur 4 – 5 minggu tidak dijahit.

h. Penyapihan
Sesudah 6 minggu beranak, babi induk yang bersangkutan produksi air susunya berkurang, tetapi penurunan air susu dalam jumlah besar, baru dimulai minggu ke-8. Seekor induk yang normal masa laktasinya (produksi air susunya) akan berlangsung sampai 8 minggu. Maka penyapihan pada umumnya dilakukan pada saat anak babi sudah mencapai umur 8 minggu. Dan apabila pemeliharaannya baik, pada saat itu anak babi sudah mencapai berat 14 kg. berat hidup anak babi tersebut juga dipakai sebagai criteria di dalam seleksi. Untuk mencapai target agar induk babi bisa beranak dua kali dalam waktu 1 tahun, maka anak babi harus disapih pada umur 8 minggu. Tetapi di beberapa daerah atau Negara lain yang sudah maju, ada yang melakukan penyapihan anak babi pada saat mereka berumur 6 minggu, sehingga induk babi bisa beranak 3 kali setahun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi awal atau lambatnya penyapihan.
1) Faktor induk
Anak babi umur 5 – 6 minggu bisa segera dipisahkan dari induk mereka, mengingat induk sudah sangat kurus akibat anak disusui terlalu banyak, 12 – 14 ekor misalnya.
2) Faktor anak
Perkembangan anak cukup bagus, misalnya umur 7 minggu mencapai berat 12 kg. Walaupun produksi air susu masih cukup, penyapihan bisa lebih dipercepat. Sebaliknya apabila pertumbuhan anak lambat, maka penyapihan bisa ditunda , lebih dari 8 minggu. Tetapi juga harus diingat bahwa sesudah 8 minggu, produksi air susu akan menurun.
3) Faktor peternak
Bagi para peternak yang sudah maju, di mana makanan, tatalaksana serba baik, maka penyapihan anak babi bisa dilaksanakan pada umur 6 minggu. Jadi dalam hal ini penyapihan tidak bisa dilakukan atau dipertimbangkan dari satu segi saja, misalnya umur 8 minggu. Tetapi yang harus dipertimbangkan adalah kaitanya denga faktor-faktor lain yang menjamin terhadap pertumbuhan dan kehidupan mereka lebih lanjut.


i. Penimbangan anak babi umur 3 minggu
Penimbangan anak babi sangat penting, sebab dengan cara ini pertumbuhan awal bisa diketahui.
Ada berbagai faktor yang mempengaruh berat badan anak babi :
• Produksi air susu induk.
• Jumlah anak yang dilahirkan.
• Pemeliharaan terhadap induk yang sedang menyusui, lebih-lebih mengenai kualitas makanan.
• Keturunan

j. Pemotongan gigi
Anak babi yang baru lahir giginya sudah tumbuh sempurna, dan tajam. Namun demikian gigi tersebut belum berfungsi, bahkan merugikan induk yang sedang menyusui, ataupun sesame anak babi, karena saling menggigit. Akibat gigitan tersebut puting terluka sehingga induk merasa kurang enak karena kesakitan saat menyusui. Untuk menghindari hal tersebutm perlu adanya pemotongan gigi anak babi. Pemotongan bisa dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang berbentuk seperti tang. Apabila lat tersebut tidak ada, bisa menggunakan gunting kecil yang tajam.

k. Menambah zat besi pada anak babi
Anak babi sampai dengan umur 10 hari merupakan hari-hari yang kritis, terutama terhadap penyakit kekurangan zat besi (anemia). Ada beberapa penyebab anemia yaitu :
• Karena anak babi kedinginan dan keadaan kandang lembab.
• Kekurangan mineral, khususnya zat besi, tembaga, dan colbalt.
Zat besi adalah unsur yang penting di dalam haemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oxygen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi ini menyebabkan anemia. Dan hal ini sangat banyak dialami pada anak babi yang dipiara di dalam kandang terus-menerus, sedang air susu induk sendiri hanya mengandung zat besi yang jumlahnya sangat rendah. Untuk mengatasi supaya anak babi terhindar dari penyakit anemia, maka semua anak babi yang baru lahir harus ditambahkan zat besi dengan cara oral atau injeksi.
Cara-cara penambahan zat besi yang biasa dilakukan adalah :
• Diberikan capsul zat besi atau pasta yang diberi lewat mulut pada saat anak babi itu berumur 3 hari, 7 hari dan 10 hari.
• Diinjeksi dengan sulpha ferros (preparat anti anemia),
• Diberi mineral tablet yang berisikan zat besi, cobalt pada waktu anak babi berumur 24 jam dan kemudian diulangi pada hari ke-7 dan k3-10.

l. Pengobatan cacing
Pada umumnya babi muda mudah kena infeksi cacing bulat. Untuk menghindari infeksi tersebut, semua babi sapihan harus diberi obat cacing, sebelum mereka dipindahkan ke kandang lain.

m. Kematian anak babi dan mengurangi jumlah kematian
Jumlah kematian anak babi sebelum dipisahkan dapat mencapai 30 – 50%. Sedangkan kematian sesudah disapih 5 – 10%. Hal ini terjadi pada peternakan babi yang pemeliharaannya kurang cermat.
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian anak babi , antara lain :
1) Perhatian pemelihara terhadap babi yang melahirkan kurang, sehingga anak babi mati terimpit atau terinjak induknya.
2) Perlengkapan kandang kurang, misalnya tidak ada kotak, dinding penghalang, sehingga anak babi tidur bersama induknya terimpit badan induknya.
3) Air susu kurang, tidak keluar sama sekalo, atau jumlah anak yang lebih banyak dari putting induk.
4) Kekurangan zat-zat makanan, akibat ransum induk yang kurang baik.
5) Sifat buas induk (kanibalis), sehingga anaknya digigit dan dimakan induknya, induk tidak bisa mengasuh anaknya dengan baik.
Menguranig jumlah kematian :
1) Di dalam praktek usaha yang biasa dilakukan ialah pada waktu induknya tidur harus dipisahkan dengan pintu penghalang, atau anak-anaknya ditaruh di dalam kotak.
2) Bila udara dingin diusahakan pemanasan, atau bagi anak babi yang sudah agak besar pada lantai tempat mereka tidur bisa diberi alas dari brambut, serbuk gergaji, jerami kering.
3) Peternak harus memperhatikan induk-induk yang mempunyai sifat kanibalis, yang kemudian mengafkirnya.
4) Member makanan yang gizinya cukup.
5) Menjaga kebersihan kandang.

3. Pemeliharaan dara umur 6 bulan ke atas
Babi-babi calon bibit yang sudah terpilih perlu pemeliharaan baik-baik. Pemeliharaan tersebut meliputi :
a. Latihan (exercise)
Agar kaki dan kukunya menjadi kuat, sehingga pada waktu babi dikawinkan tidak mengalami gangguan, maka perlu latihan di luar kandang. Latihan ini dilakukan pada saat babi-babi tersebut sudah mencapai berat 90 kg. Babi-babi yang dilepas di kandang terbuka akan berlari-lari , menyesuaikan dengan tempat yang baru dan bisa mendapatkan udara segar.

b. Pemberian makanan
Bila mungkin, mereka disediakan tempat makan individual untuk menghindarkan babi lain yang serakah makannya. Setiap ekor induk atau dara memerlukan makanan 3 kg/hari dengan ransum dara.

c. Mengawinkan babi dara
• Babi mulai baliq pada umur 5 – 6 bulan. Pada saat itu babi yang mengalami birahi sudah mau menerima pejantan.
• Tetapi perkawinan yang pertama kali baru boleh dilakukan pada saat mereka telah berumur 8 bulan atau mencapai berat 110 – 120 kg.
• Untuk mencapai konsepsi (pembuatan) yang tinggi hendaknya babi itu dikawinkan 2 kali selama mereka sedang birahi.
• Babi yang habis dikawinkan hendaknya ditempatkan terpisah dari babi-babi yang lain, selama 2 hari. Mereka diberikan makanan yang baik dan ditempatkan di lingkungan yang tenang.
Selama babi itu birahi, pada ovariumnya diproduksi 18 – 20 buah telur yang bisa dibuahi. Telur yang sudah dibuahi akan melekat pada dinding uterus dan berkembang menjadi foetus. Suatu hal yang merugikan babi dara yang baru saja mengalami stress akibat ketakutan, pukulan, gangguan babi lain, pindah kandang terus menerus. Akibat stress tersebut telur-telur yang sudah dibuahi akan diabsorpsi kembali ke dalam darah induk.
Peristiwa semacam inilah yang akan mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam kebuntingan. Itulah sebabnya babi yang habis dikawinkan harus terpisah dengan yang lain dan mendapatkan tempat yang tenang.

d. Cara mengawinkan
Perkawinan babi biasanya berlangsung selama 10 – 15 menit. Babi induk yang akan dikawinkan dimasukkan ke dalam kandang pejantan. Jika babi pejantan terlampau besar, babi betina bisa ditempatkan pada tempat perkawinan khusus seperti terlihat pada gambar, di mana kedua kaki depan pejantan bisa tertahan pada sangkar yang sudah dipersiapkan.

e. Cara menguasai dan menangkap babi
Ada berbagai cara untuk melakukan penangkapan dan pengekangan babi. Hal ini sangat berbeda-beda tergantung kepada besar atau kecilnya babi yang bersangkutan. Babi-babi kecil tentu saja akan mudah ditangkap daripada babi-babi yang besar.
1) Cara penangkapan anak babi
Cara-cara yang biasanya dilakukan untuk menangkap anak babi ialah cukup dengan memegang salah satu kaki belakang yang diangkat ke atas dan babi menghadap kelantai, seperti terlihat pada gambar.

2) Cara penangkapan babi muda
Cara-cara yang biasa dilakukan untuk menangkap babi yang lebih besar, yang beratnya sekitar 50 kg, ialah dengan memegang babi yang bersangkutan pada bahu belakang dengan kedua tangan, seperti terlihat pada gambar.

3) Cara penangkapan babi besar
Untuk menangkap babi-babi yang besar, misalnya untuk diijeksi. Pergunakanlah seutas tali dari plastic atau bamboo yang diikatkan pada rahang atas. Dengan cara tersebut maka babi akan mudah dikuasai. Perhatikan gambar berikut.

f. Menguasai babi untuk dipindahkan ke tempat lain
Babi-babi dewasa biasa dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pemidahan ini dengan mudah dulakukan asal digunakan suatu teknik yang betul.
Cara pemindahan babi yang mudah ialah dengan mempergunakan perlengkapan khusus, misalnya sebuah papan dan tongkat. Papan ini bisa diganti dengan bahan-bahan lain seperti triplek, karton atau bahan lain yang berukuran 70 x 70 cm, yang dilengkapi pegagangan. Papan tersebut fberfungsi sebagai dinding penghalang yang bisa dipergunakan untuk menghalangi salah satu pandangan samping apabila babi hendak membelok. Sedangkan tongkat yang berukuran kurang lebih 1 m dimaksudkan untuk menguasai babi yang tidak mau jalan atau mogok.

g. Penimbangan babi muda
Penimbangan babi dilakukan secara rutin adalah merupakan salah satu program penting dalam management usah ternak babi. Sebab dengan hasil penimbangan yang dilakukan secara rutin, baik penambahan berat ataupun konversi terhadap makanan dengan mudah bisa diketahui.
Penimbangan yang baik ialah penimbangan yang dilakukan secara periodic, seminggu atau sebulan sekali, dan dilaksanakan pada saat perut babi itu sedang kosong. Pada umumnya penimbangan itu dilakukan pada pagi hari sesudah babi dimandikan dan sehabis kandang dibersihkan.
Untuk mempermudah teknik penimbangan ini, tentu saja pada setiap individu harus ada tanda pengenal, misalnya telinga dikerat.
Dengan sistem ini, hasil penimbangan babi tersebut, baik secara individual ataupun kelompok yang ada di dalam kandang dengan mungdah bisa dilakukan pencatatan (recording) secara saksama.
Lebih jelasnya perhatikanlah contoh berikut :
Hasil penimbangan pertama
• Jumlah babi dalam satu kandang 10 ekor beratnya : 660 kg
• Berat rata-rata : 66 kg
Hasil penimbangan kedua
• Jumlah berat babi sebanyak 10 ekor : 700 kg
• Berat rata-rata : 70 kg
Kesimpulan
• Setiap ekor babi memperoleh tambahan berat : 4 kg
• Makanan yang dihabiskan per ekor/hari 2 kg x 7 hari : 14 kg
• Jadi konversi terhadap makanan (food conversion)
14 kg (makanan) atau 3,5 : 1
4 kg (tambahan berat badan babi)
Hasil ini berarti bahwa setiap penambahan berat badan 1 kg diperlukan makanan 3,5 kg.

4. Pemeliharaan pejantan
Walaupun babi jantan pada umumnya umur 5 – 6 bulan telah masak sexual, akan tetapi tindaklah bijaksana apabila pada umur tersebut terus dipergunakan sebagai pemacek.
a. Sebagai pedoman, pejantan itu baru bisa dipakai sebagai pemacek apabila mereka telah berumur ± 8 bulan dan mencapai berat 100 kg. Pada saat itu pejantan bisa dipakai sekali seminggu. Sampai dengan umur 12 – 15 bulan, pemakaian pejantan itu harus dibatasi.

b. Babi pejantan yang sudah masak, dapat mencukupi sampai 40 ekor betina/bulan. Akan tetapi bila peternak memiliki 40 ekor induk, disarankan memiliki 12 ekor pejantan, guna menghindari kemungkinan bila ada pejantan yang sakit dan karena alas an lain pejantan itu tidak bisa dipergunakan lagi.
Di samping itu kadang-kadang sering dialami adanya 2 – 3 ekor betina birahi bersama dalam waktu satu hari.

c. Pejantan harus dikandangkan di tempat yang kuat dan luas, aga mereka bisa mengadakan latihan. Dan setiap hari pejantan itu sedapat mungkin harus diusahakan agar ia bisa melihat beberapa ekor betina.

d. Pejantan harus selalu diberikan makanan yang baik dan cukup, agar tetap sehat dan kuat.

e. Untuk menghindarkan agar pejantan tidak menjadi gemuk dan subur, maka ia harus diberi kesempatan berlatih.

*KESEHATAN DAN PENJEGAHAN PENYAKIT
Berbagai penyakit yang biasa diderita ternak babi antara lain :



1. Penyakit kekurangan vitamin A

Babi-babi yang dipiara secara bebas di luar kandang (outdoor) pada umumnya tidak pernah menderita defisiensi vitamin A. Sebab mereka dengan mudah bisa memperoleh hijauan seperti rumput-rumputan, yang mengandung carotene cukup banyak. Carotene ini di dalam alat pencernaan dokonversikan menjadi vitamin A, yang kemudian disimpan di dalam hati, sehingga sewaktu-waktu diperlukan vitamin tersebut sudah siap.

Tetapi bagi babi-babi yang selama hidupnya dipiara di dalam kandang terus-menerus, jika terjadi kekurangan vitamin, mereka tidak bisa memperoleh tambahan dari luar. Apalagi babi-babi yang baru lahir, cadangan vitamin A-nya sangat rendah, dan hal ini sangat tergantung pada Colostrum yang bisa diterima dari induk.



Gejala-gejala defisiensi vitamin

a. Pada anak babi

- Anak babi yang lahir masih di dalam kandungan mati, atau mati sesudah lahir.

- Pertumbuhan sangant lambat, atau terjadi pot-belly (perut besar).

- Anak-anak babi yang hidup, nafsu menyusunya sangat kurang, dan jalannya tidak normal.

- Anak babi yang lahir, bola matanya rudimeter atau buta.

- Sering anak babi lahir sebelum waktunya (abortus).

b. Pada anak babi grower

- Terjadi hambatan pertumbuhan, dan di dalam waktu singkat ukuran kepala menjadi tidak normal (besar).

- Nafsu makan mundur, anak babi menjadi keras (kaku) dan Nampak seperti bersisik.

c. Pada babi besar

Pada babi-babi yang besar gejalanya tidak begitu Nampak, namun demikian sering mengakibatkan gangguan seperti :

- Birahi tertunda atau sama sekali tidak terjadi birahi.

- Mudah terjadi peradangan pada perut (alat pencernaan).

Pencegahan

- Babi diberikan makanan hijauan.

- Diberikan vitamin A, dengan jalan injeksi intramuscular.

Catatan

Jika ternak babi terkena infeksi yang serius akibat dari parasit (cacing) atau pneumonia, maka cadangan vitamin A yang ada lekas habis terpakai atau boros.



2. Anemia

Anemi banyak diderita babi-babi kecil, sekitar umur 3 minggu.

Penyebab

- Kekurangan mineral, terutama zat besi dan tembaga.

- Anak babi menggigil kedinginan terus-menerus dan pada kondisi yang lembab.

- Air susu babi kandungan zat besinya sangat rendah.

Gejala

- Pucat, terutama pada daun telinga dan perut.

- Kandang-kandang leher menjadi lebih besar.

- Pernapasan cepat.

- Pertumbuhan terganggu, kehilangan berat badan dan tidak lincah.

- Babi banyak berbaring dan buang kotoran di sekitar tempat mereka berbaring.

- Diarhee, kotoran abu-abu atau berwarna kuning keputih-putihan.

Pencegahan

Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan :

a. Pada setiap hari, babi-babi yang dipiara di dalam kandang, perlu diberikan tanah atau batu bata yang bersih ke dalam kandang. Ini adalah cara yang paling mudah dilakukan dan murah juga.

b. Makanan untuk babi induk diberikan tambahan mineral yang mengandung zat besi dan tembaga.

c. Berikanlah pada anak babi yang berumur 24 jam, tablet mineral yang berisikan zat besi dan cobalt. Pemberian tablet ini diulangi pada hari ke-7 atau ke-20.

d. Pada anak babi bisa diberikan larutan zat besi dan tembaga (iron-coper) yang terdiri dari 500 gram ferrosulphate, 75 gram coppersulphate dan 3 liter air.

e. Putting induk dilumasi dengan ferrosulphate 1,8% sebanyak 4 cc. Ferrosulphate tersebut dilarutkan pada cairan yang ditambahkan gula sebanyak 500 gram dan diberikan pada setiap hari.

f. Di antara berbagai cara tersebut di atas, masih ada cara yang lebih praktis dan mudah dilakukan, yaitu dengan memberikan zat besi dalam bentuk “iron dextran” yang diinjeksikan sebanyak 100 mg pada hari ketiga sehabis babi itu lahir. Jika perlu pada tiga minggu kemudian, injeksi zat besi ini diulangi dengan dosis yang lebih kecil.

Catatan

- Anemi yang akut dapat menimbulkan kematian dengan tiba-tiba.

- Sedangkan yang kronis bisa mengakibatkan babi menderita scours (mencret).

- Anak babi memerlukan suplai zat besi secara teratur guna membentuk haemoglobine. Pigmen yang Nampak sel darah merahnya merupakan bagian yang terpenting dalam mengangkut O2 (oxygen) ke seluruh jaringan tubuh. Keperluan zat besi tersebut bagi setiap ekor anak babi per hari adalah 7 mg, di mana air susu induk hanya bisa mensuplai 2 mg. Persediaan zat besi pada air susu induk yang jumlahnya kecil, berkisar 30 – 50 mg ini akan habis dalam waktu dua minggu. Dengan peristiwa ini maka anak babi akan menderita anemi, apabila mereka tidak diberikan tambahan zat besi. Dalam hal ini copper (zat tembaga) dan vitamin B12 juga penting.

Karena pada setiap harinya, air susu induk hanya mengandung seperlima belas zat besi yang diperlukan anak babi, maka tidaklah mengherankan apabila anak babi yang kurang baik pemeliharaannya akan selalu menderita anemi. Itulah sebabnya setiap anak babi selalu diberikan tambahan “iron dextran” seperti telah diutarakan di atas.



3. Scours (mencret)

Scours adalah suatu gejala penyakit enteritis akibat adanya peradangan pada alat pencernaan atau usus. Scours banyak menyerang anak babi dan babi-babi muda.

Penyebab

Untuk mengetahui penyebab dan gejala penyakit ini, secara khusus dirasa sangat sulit. Sebab penyakit ini ada berbagai tipe. Namun demikian secara umum bisa dikemukakan di sini, bahwa yang mempercepat terjadinya scours ini antara lain :

- Sanitasi kurang sempurna.

- Babi selalu kedinginan, keadaan udara lembab, tanpa alas kandang.

- Makanan yang kurang memenuhi syarat, kurang zat besi (anemi).

- Babi banyak mengalami stress.

Dan secara khusus di bawah ini dikemukakan scours pada babi yang berumur lebih dari 3 hari, umur 3 bulan, babi sapihan dan babi umur 14 minggu atau lebih.

a. Babi yang berumur lebih dari tiga hari

- Babi umur tiga hari yang menderita scours tentu saja bukanlah akibat anemi, melainkan disebabkan karena mereka terlampau banyak air susu atau tanpa pembatasan dalam pemeberian air.

- Kemungkinan kedua akibat infeksi E. coli.

- Banyak masalah semacam ini menimpa anak babi secara akut, tanpa terjadi scours tetapi tiba-tiba anak babi mati mendadak.

- Mungkin karena pada waktu itu induk sedang birahi, sehingga sementara anak babi menderita scours.

b. Babi yang umurnya 3 bulan

Scours yang menimpa pada anak babbi periode tersebut disebabkan karena :

- Anemi, atau anak babi diberikan makanan yang kandungan serta kasarnya terlampau tinggi.

- Anak babi kedinginan, kondisi lembab dan lantai tiada alas sedikit pun.

- Pada saat itu induk sedang birahi.

Birahi tenang

Pada ternak babi sering terjadi apa yang disebut birahi tenang (quiet heat) di mana babi yang bersangkutan tidak menunjukkan tanda-tanda birahi yang bisa diamati. Perubahan hormone sering dialami pada induk kurang lebih 3 minggu setelah beranak. Perubahan hormonal pada susunan air susu ini sangat khas seperti yang terjadi pada induk yang mengalami birahi yang normar.

Perubahan inilah yang bisa mengakibatkan anak babi menderita diarhee.

c. Pada saat babi disapih

Scours yang terjadi pada babi sapihan ini akibat pergantian makanan yang mendadak. Untuk mengatasi hal ini perlu diadakan persiapan terlebih dahulu, yaitu anak babi sapihan tadi demi sedikit dilatih untuk diberikan makanan grower.

d. Pada babi yang lebih besar, umur 14 minggu atau lebih

Scours yang menimpa babi fase ini bisa disebabkan oleh berbagai infeksi, misalnya cacing, salmonella, disentri.

Berbagai tipe scours atau enteritis

1) Non-infections enteritis

Jenis penyakit scours semacam ini ada berbagai macam sebab, antara lain produksi air susu induk yang terlampau tinggi, kekurangan vitamin-vitamin, anemi, perubahan temperatur yang sangan besar, perubahan ransum makanan secara tiba-tiba.

· Produksi susu yang terlampau banyak

Ransum yang kandungan energinya terlampau tinggi dan diberikan kepada induk dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan efek negative bagi anak-anaknya yang sedang disusui. Sebab pemberian ransum samacam itu selama seminggu menjelang dan sesudah melahirkan akan menimbulkan produksi susu induk menjadi terlampau banyak. Peristiwa ini akan berakibat kepada anak-anak yang sedang menyusui menjadi scours.

Untuk mengatasi hal ini, maka sebaiknya pemberian ransum tersebut perlu diatur baik-baik. Yaitu dua tiga hari sebelum beranak sampai dengan satu minggu sesudah melahirkan , jumlah makanan yang diberikan harus dibatasi.

· Kekurangan vitamin-vitamin

Penderita scours bisa disebabkan pula akibat ransum makanan kekurangan vitamin-vitamin, terutama vitamin B, A, dan E.

Hal ini bisa diatasi dengan menambahkan vitamin-vitamin tersebut dalam ransum makanan anak babi ataupun kepada ransum induk.

· Anemi

Anak babi yang menderita anemi akan menjadi scours juga. Untuk mengatasi hal ini anda dapat melakukan hal yang telah diterangkan pada penyakit anemi diatas.

· Perubahan temperatur

Akibat adanya perubahan temperatur secara mendadak dan ekstrim yaitu terlampau tinggi atau rendah adalah merupakan salah satu faktor pula terjadinya scours, lebih-lebih bila kandang itu ventilasinya tidak sempurna.

· Perubahan makanan yang tiba-tiba

Perubahan ransum makanan anak babi yang terjadi secara mendadak akan mengakibatkan anak babi menderita diarhee (scours). Untuk mengatasi hal ini, pemberian ransum anak babi pada setiap fase bisa diatur seperti dijelaskan di atas.

2) Infectious enteritis

a) Non-specifix enteritis

Yaitu jenis penyakit enteritis yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, yang berjangkitan terutama akibat stress.

b) Necrotic enteritis

Jenis penyakit ini sering disebut “necro” yang penyebabnya bakteri salmonella.

Penyakit ini banyak menyerang babi umur 2 – 6 bulan.

Gejalanya

· Kotoran berbau busuk, dan berwarna hitam keabu-abuan.

· Kotoran sering bercampur dengan jaringan-jaringan usus yang telah lepas.

c) Disentri

Yaitu jenis penyakit enteritis yang infeksinya sudah serius. Kadang-kandang penyakit ini disebut “bloody” atau “black scours”. Penyebab penyakit ini ialah bakteri vibrio atau salmonella. Bakteri ini bisa ,mengakibatkan mencret berdarah yang sangat membahayakan atau bisa menimbulkan kematian.

d) Transmissible Gastro Enteritis (TGE)

Yaitu jenis penyakit enteritis yang disebabkan oleh virus. Yang bisa diserang oleh penyakit ini ialah babi segala umur. Babi-babi muda yang menderita penyakit TGE ini bisa mengalami kematian sampai 100%.

Pencegahan dan pengobatan

- Menjaga kebersihan kandang dengan menggunakan desinfektan (Lysol, creolin) lantainya dan kandang selalu kering.

- Terhadap anak babi, selalu diberi alas dari rumput, brambut, serbuk gergaji, yang selalu diganti agar mereka tetap hangat dan bersih.

- Makanan diberi TM 10, atau Aureomycin.



4. White scours (Mencret putih)

Penyebab

Escherichia coli, yaitu bakteri yang bisa masuk lewat tali pusat yang sakit. Dan biasanya babi kecil mudah menderita mencret puti akibat mereka kedinginan, lantai lembab, makanan induk jelek, atau anak babi terlampau banyak menyusu.

Gejala

- Kotoran merupakan cairan yang berwarna putih seperti kapur.

- Tidak mau menyusu induk Nampak sangat lemah.

- Kepala ditundukkan.

Penyebab dan pengobatan

- Kandang diusahakan selalalu kering dan hangat, latai diberi alas dan sering diganti, tidak sampai mejadi kotor ataupun basah aibat air kencing.

- Makanan diberi tambahan aureomycin

Catatan : white scours biasanya diikuti penyakit anemi, TGE, Necro, disentri dan penyakit lainnya.



5. Cholera

Penyebab : virus

Gejala

- Temperatur tubuh naik 104 – 108º F.

- Nafsu makan hilang dan lemah, sehingga tidak mau makan, tetapi minumnya banyak.

- Terhuyung-huyung.

- Tubuh bagian bawah (sekitar perut) berwarna merah keunguan seperti Erysipelas.

- Kandang-kadang seperti kedinginan, yang menyebabkan babi berjejal-jejal atau saling berhimpitan.

Pencegahan dan pengobatan

- Vaksinasi dengan serum anti cholera babi atau rovac hog cholera. Sesudah babi umur 6 minggu, diulangi setahun sekali. Babi-babi dara atau induk sebaiknya 3 minggu sebelum dikawinkan, sedang pejantan bisa sewaktu-waktu.



6. Agalactia

Agalactia ialah kegagalan dalam memproduksi air susu. Jenis penyakit ini khusus diderita oleh babi-babi induk yang habis beranak. Penyakit ini Nampak jelas 24 jam sehabis induk itu melahirkan. Babi-babi yang menderita agalactia ini akhirnya tidak mampu mensuplai air susu kepada anak-anaknya, karena produksi air susu tak bisa keluar lagi, sebab sekresi oxytocin tidak mencukupi. Kekurangan oxytocin ini bisa diatasi dengan memberikan injeksi oxytocin dengan dosis 5 – 10 I.U. secara intramuskular.

Penyebab

Penyebab penyakit ini adalah tidak selalu sama, atau dengan kata lain ada berbagai macam sebab :

a. Karena toxic (racun) yang terdapat di dalam usus akibat konstipasi yang diderita induk yang bersangkutan, yang kemudia diikuti hilangnya nafsu makan dan kandang-kadang panas yang terlampau tinggi. Untuk mengatasi konstipasi ini, babi bisa diberikan obat peluncuran atau urus-urus dengan garam inggris.

b. Akibat peradangan pada usus.

Peristiwa ini mengakibatkan babi induk merasa sakit, sehingga nafsu makan berkurang, temperatur tubuh tinggi 106º F, dan dari vulva keluar cairan berwarna kuning atau kemerahan. Ambing menjadi bengkak, keras, berwarna merah, panas dan sakit. Penderita ini bisa diobati dengan penstrep. Karena adanya peradangan uterus (metritis) dan ambing (mastitis), dan mengakibatkan kegagalan kegagalan keluarnya air susu (agalactia). Maka penyakit ini juga disebut MMA kompleks.

Gejala umum :

- Gejala pertama biasanya Nampak 3 hari sesudah melakukan, walaupun sering dapat terlihat sebelum anak-anaknya disapih.

- Temperatur 103 - 106º F.

- Babi tidak mau makan, air susu sedikit atau gagal sama sekali.

- Dari vagina keluar nanah berwarna keputihan atau kekuning-kuningan.

- Anak babi mencret.

- Kadang-kadang tidak diketahui sampai anak babi mati kelaparan.



7. Brucellosis (Keguguran menular)

Pada babi, penyakit ini bisa kronis atau subkronis. Yang diserang alat reproduksi (uterus, ambing, testes).

Penyebab

Gejala

Gejala penyakit ini sulit dilihat, di mana tidak semua penderita itu selalu mengalami abortus dan sebaliknya yang bukan brucellosis pun bisa abortus. Akan tetapi secara umum bisa dilihat tanda-tanda.

- Keguguran, anak mati di dalam kandungan atau sangat lemah.

- Pada jantan atau induk bisa steril yang sifatnya bisa sementara atau permanen, kadang-kadang lumpuh pada kaki belakang, pada babi jantan ada gejala radang testes.

Pencegahan dan pengobatan

- Sanitasi (pejagaan kesehatan), dan belilah bibit yang bebas dari penyakit brucellosis.

- Vaksinasi.

- Obat belum ditemukan.



8. Pneumonia (Penyakit radang paru-paru)

Pneumonia suatu penyakit yang bisa menyerang segala binatang termasuk ternak babi. Bila tanpa pengobatan, 50 – 75% akan mati.

Penyebab

- Microorganism

- Virus

- Cacing paru-paru (lungworms)

Yang mempercepat berjangkitnya penyakit ini ialah akibat ternak stress, sehingga mudah infeksi yang menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut :

- Batuk-batuk, pernapasan berbunyi dan terengah-engah, pernapasah cepat dan dangkal.

- Pada penderita kaki Nampak terbuka lebar.

- Konstipasi

- Nafsu makan hilang

- Temperatur tubuh tinggi, moncong dan hidung panas serta kering.

- Kulit dan bulu kasar, kering.

Pencegahan dan pengobatan

- Pemeliharaan yang baik terutama kebersihan di dalam kandang dan sekelilingnya.

- Yang sakit ditempatkan di tempat yang bersih, dan tidak berangin.

- Makanan yang mudah dicerna, dan diberi aureomycin atau TM 10, guna mencegah infeksi pada saat stress.

- Pengobatan dengan terramycin atau sulmet injeksi. Agribon (mengandung sulfadimenthoxine, vitamin A dan K)



Catatan :

Dosis agribon 1 gr agrinon untuk 10 kg berat badan, setelah 24 jam 0,5 gr/50 kg berat badan setiap hari selama 3 hari berturut-turut atau sampai sembuh.



9. Cacar (Swine Pox)

Penyakit cacar banyak menyerang babi-babi muda dengan perantara kutu, serangan atau kontak langsung.

Penyebab : virus

Gejala

- Nampak bintil-bintil kecil berwarna merah, terutama di telinga, leher pada tubuh bagian bawah dan paha bagian sebelah dalam.

- Akhirnya bintil-bintil tumbuh dengan cepat, masing-masing merupakan gumpalan yang keras, pada bagian atas.

- Beberapa hari kemudian bintil-bintil itu merupakan lepuh sebesar kedelai yang berisikan cairan jernih tetapi kemudian menjadi seperti darah putih atau nanah.

- Lepuh-lepuh segera mongering dengan meninggalkan bekas, seperti kudis yang berwarna coklat tua.

- Sebelum kulit berganti, panas tubuh meningkat dan tidak mau makan.

Pencegahan dan pengobatan

- Pemeliharaan yang baik, serta kebersihan akan menolong keselamatan babi, terhindar dari penyakit tersebut. Makanan diberi TM 10.

- Berikan penstrep, terramycin injeksi, ditambah vitamin A.



10. Erysipelas

Penyebab

Erysipelothrix insidiosa. Bakteri ini sering terdapat pada usus, kelenjar leher, radang empedu.

Gejala

Penyakit ini ada 3 bentuk

a. Akut

- Meyerupai babi yang menderita cholera.

- Temperatur tubuh tinggi

- Penderita menyendiri dan selalu berbaring tetapi ada yang masih gesit dan bila didekati merasa terganggu, lalu pindah tempat sambil teriak kesakitan.

- Bila berjalan, kaki menunjukkan kekakuan, terhuyung-huyung atau jatuh dan kadang-kadang lumpuh.

- Nafsu makan turun atau tidak makan sama sekali.

- Kotoran keras, dan bagi babi muda kotoran tersebut encer.

- Kulit (diamod skim) nampak pada hari ke-2 – 3 sesudah inkubasi, yaitu kulit luka kecil, berwarna merah muda, kemudian menjadi ungu tua, bila diraba keras. Biasanya diamod skin ini terdapat pada bahu, tubuh samping dan perut.

- Babi sering mendengkur, karena hidung bengkak.

- Umumnya penyakit ini diikuti kematian yang tiba-tiba.

b. Subakut

Tanda-tandanya seperti pada yang akut, tetapi tidak begitu ganas bila disbandingkan dengan yang akut. Temperature tidak begitu tinggi, dan sering-sering nafsu makan masih normal.

Beberapa luka Nampak seperti segiempat, apabila mongering, pada telinga, ekor, bisa megelupas.

Bila penyakit ini tidak berkompilasi, biasanya sembuh.

c. Kronis

Yang kronis biasanya mendapat serangan local seperti pada jantung atau persendian lutut, tumit kaki belakang dan kuku, sehingga mengakibatkan kelumpuhan.

Pencegahan dan pengobatan

- Karena organism itu dapat menyebar di dalam tanah ataupun pada ternak, maka jenis penyakit ini agak sulit dilakukan pencegahan.

- Bila ada yang menderita serangan peyakit tersebut, harus segera diisolasi.

- Obat dengan serum Erysipelas (susserin), injeksi subcutaneous atau intravenous. Dosis tergantung berat badan, 10 – 40 cc atau lebih. Bila diberi sulfa, penicillin, streptomycin.



11. Penyakit mulut dan kuku (Apthae Epizotticae = AE)

Penyakit ini mudah menyerang pada babi, lembu dan kambing.

Penyebab : virus, oleh karena itu cepat menular.

Gejala Nampak perubahan pada mulut dan kaki.

- Selaput lender dalam mulut, bibir, langit-langit, lidah, dan pada gusi timbul lepuh merah yang berisi cairan kuning (sesudah 2 – 3 hari)

- Sering, dari mulut keluar ludah seperti benang bercampur lender atau berbuih.

- Timbul luka-luka di antara kuku dan kulit-kulit kaki, akibatnya pincang dan berbaring saja.

- Kadang-kadang pada ambing timbul luka atau lempuh juga.

- Temperatur tubuh naik, dan nafsu makan hilang

Pencegahan dan pengobatan

- Semua kandang beserta peralatannya harus selalu bersih, diesinfektir (cairan caustic soda 2%).

- Ternak yang mati akibat AE harus dikubur.

- Vaksinasi setahun sekali.

- Obat antibiotic (Penicillin Powder), obat khusus belum diketahui.



12. Penyakit ngorok (Septichaemia Epizootica = S.E Shipping Fever)

Penyebab : bakteri pasteurella multocida.

Gejala

- Penyakit ini berjangkit amat cepat, berlangsung 1 minggu atau kurang.

- Temperatur naik.

- Sesak napas karena terdapat lender dalam pernapasan, terdengar suara ngorok, dan terlihat kebengkakan pada bagianleher.

- Kadang-kadang mencret.

- Yang akut terus mati dengan tiba-tiba tanpa didahului oleh suatu gejala apa pun.

Pencegahan dan pengobatan

- Menjaga terhadap ketahanan tubuh babi, antara lain dengan jalan memberikan makanan yang babik, ternak banyak istirahat, jangan sampai terjadi stress.

- Memisahkan babi-babi yang sakit.

- Pengobatan oleh Dokter Hewan, pada tingkat-tingkat permulaan bisa diobati dengan obat antibiotic, misalnya penicillin injeksi intramuscular, sulmet injeksi, antiserum.

Catatan

Dosis sulmet : hari pertama 2,5 cc per 5 kg berat badan.

Hari-hari selanjutnya 1,25 cc per 5 kg berat badan.

Suntikan diberikan secara intravenous, subcutaneous, intramuscular



13. Anthrax (Radang limpa)

Penyebab : Bacillus Anthracis. Baksil ini dapat berubah menjadi spora dan dapat hidup lama di dalam tanah.

Gejala

- Angka kematian tinggi dan berlangsung dalam waktu yang singkat 8 – 16 jam.

- Tenggorokan bengkak.

- Temperatur tinggi dan nafsu makan hilang.

- Urat-urat kaku atau lemah.

- Kotoran bercampur darah.

Pencegahan dan pengobatan

- Penderita harus segera diisolasikan.

- Kandang dan alat-alat lainnya harus selalu dibersihkan.

- Vaksinasi.

- Obat tetracycline.

Catatan

Pada lembu dan kambing penyakit ini sangat kuat, hewan yang bersangkutan ada kemungkinana Nampak sehat, hanya beberapa jam kemudian terus mati.

Oleh karena itu bila ada kematian yang tiba-tiba harus segera melapor kepada dinas yang berdekatan.



14. Tetanus

Penyebab : Clostridium tetani. Biasanya terjadi akibat suatu luka (bekas kastrasi, gigitan teman)

Gejalanya bisa dibedakan menjadi dua fase :

- Fase pertama

· Timbul kekejangan pada rahang dan tenggorokan, kemudian kekejangan ini cepat menyebar ke seluruh tubuh. Akibat (yang diderita) lebih lanjut babi tidak bisa mengunyah dan menelan makanan.

· Bergerak pun mereka sulit, karena semua persediaan menjadi kaku dan tidak berfungsi lagi.

- Fase kedua

· Mulut dan mata terkunci, dan tidak bisa terbuka lagi.

· Perut mengeras dan kejang, akibatnya sulit bernafas.

· Kepala menengadah, ekor terangkat ke atas.

· Kotoran dan air kencing tertahan.

Pencegahan dan pengobatan

- Alat-alat yang dipakai untuk kastrasi harus steril.

- Luka-luka bekas kastrasi, harus diberi obat antibiotic.

- Suntikan dengan serum tetanus.

Catatan

Basil tetanus biasanya terdapat di dalam tanah dan kotoran kuda.

Bila hasil itu masuk ke dalam luka, maka mereka membuat toxin (racun). Akibatnya, bila syaraf yang terkena, akan timbul kekejangan setempat atau seluruh tubuh. Akhirnya binatang yang menderita mati tercekik, karena sekat rongga badan kejang, tidak bisa bekerja lagi.



15. Footrot (Penyakit kuku busuk = Radang kuku)

Penyebab : karena babi selamanya berada di dalam kandang yang lantainya selalu basah sehingga mempermudah organism hidup dan masuk pada celah kuku.

Gejala

- Nampak ditempatkan pada kandang yang bersih dan lantai yang kering.

- Luka ditaburi dengan antibiotic, Penicillin powder, SA, Sulmet injeksi, Terramycin injeksi. Sebelum luka tersebut diobati, harus dibersihkan terlebih dahulu.



16. TBC (Tuberculosis)

Penyakit ini merupakan penyakit yang kronis, penyebaran sangat lambat.

Penyebab : Mycobacterium tuberculosis.

Tanda-tanda

- Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat badan.

- Pada babi dewasa, persediaan bengkak.

- Batuk-batuk dan pernapasan terganggung.

- Infeksi kelenjar limpa, ambing, alat kelamin, pusat syaraf, alat pencernaan.

Pencegahan dan pengobatan

- Ternak yang menderita diisolasi.

- Kebersihan kandang harus selalu dijaga, misalnya dengan menggunakan desinfektan.

- Diobati dengan antibiotic (streptomycin injeksi, Penicillin).



17. Penyakit cacing bulat (Ascarids = Roundworm)

Cacing ini bentuknya seperti cacing pada manusia. Bentuknya bulat sebesar pensil. Cacing ini banyak menyerang babi-babi muda dan banyak menimbulkan kematian.

Gelaja

- Timbul gejala pneumonia, bila mendapat serangan larva hebat.

- Pertumbuhan sangat lambat.

- Anak babi menjadi kurus dan perut buncit.

- Mencret, dan nafsu makan berkurang.

- Selaput mata pucat.

Pencegahan dan pengobatan :

- Kandang harus bersih, dengan disemprot desinfektan (Lysol,kreolin).

- Kalau anak babi hendak dilepas, jangan dilepas di tempat yang biasa untuk mengumbar babi-babi dewasa.

- Pengbatan dengan piperazine yang dilarutkan air. Dosis tergantung berat badan, biasanya hal ini ada petunjuk dari perusahaan.



18. Kudis (Scabies)

Penyebab :

semacam kutu kecil, yang tidak terlihat oleh mata.

Ada dua macam kutu, yaitu:

· Menyebabkan kulit yang digigit itu berlubang, merusakkan kulit dan kutu itu mengeluarkan racun.

· Kutu menggigit, terus menghisap darah tanpa membuat lubang pada kulit.

Sering keduanya berkombinasi, sehingga mengakibatkan penderitaan menjadi lebih parah.

Penyakit ini mudah berjangkit atau menular pada babi muda ataupun babi yang kekurangan zat-zat makanan yang diperlukan.

Gejala :

- Penderita makannya tidak sebagaimana mestinya, agak berkurang, sehingga pertumbuhan kurang normal.

- Nampak suatu goresan yang gatal, karena kutu menembus kulit.

- Pada permukaan kulit yang sakit timbul keruping yang tebal, keras, kencang, dan kulit berkerut (melipat).

Pencegahan dan pengobatan :

- Ternak yang sakit harus diisolasi, supaya tidak menular kepada yang lain.

- Kandang harus dibersihkan, disemprot atau didesinfektir dengan Lysol, kreolin. Sebab walaupun babi yang sakit diobati, apabila kandang masih kotor atau pada dinding masih banyak kutu-kutunya, maka pengobatan tersebut kurang menguntungkan.

- Pengobatan dengan Scabisix atau obat lainnya seperti zalf yang dilumaskan pada kulit dan diulangi sampai sembuh.

Dosis : 10 cc Scabisix dicampur 1 liter air (30 hari sebelum dipotong tidak boleh digunakan).

*PENANGANAN PANEN atau PASCA PANEN
Untuk ternak babi biasanya dipanen dalam keadaan hidup dengan berat badan sesuai dengan phase pemeliharaan. Sebagian kecil ada yang dipotong di rumah potong khusus.Tapi biasanya dilakukan pemanenan antara umur 5 - 12 bula, yaitu sebelum terjadi penimbungan lemak yang berlebihan.
Yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah babi yang bagai mana yang mesti di panen atau di butuhkan oleh pasar. Serta diperhatikan kesehatan babi yang akan dipanen.

Penjualan daging babi tidak didasarkan atas perbedaan jenis kelamin. Daging babi disebut pork, dan dapat berasal dari :

1. Barrow, babi jantan yang dikastrasi sebelum pubertas.
2. Gilt, babi betina muda,
3. Sow, babi betina dewasa (pernah melahirkan anak),
4. Boar, babi jantan dewasa yang tidak dikastrasi, dan
5. Stag, babi jantan yang dikastrasi setelah mencapai dewasa, anak babi disebut piglet.


*PEMASARAN
Pemasaran ternak babi untuk ekspor harus dalam keadaan hidup dan memenuhi kualitas yang diminta negara importir. Sebagian yang di pasarkan di pasar dalam bentuk daging dan kulit babi di tempat khusus.

(Sumber= http://budidayaternak.comxa.com/single.php?conten=Halaman-Utama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar