Total Tayangan Halaman

tissa zone

.

ღ٩(●̮̮̃•̃)۶ღ

Minggu, 26 Desember 2010

kandungan bahan pakan

1. Bahan Pakan Sumber Energi

Hasil pengamatan organoleptik terhadap beberapa jenis bahan pakan yang menjadi sumber energi :
Bahan pakan warna Tekstur bau rasa Sumber
Onggok Coklat krem Kasar Singkong Singkong Energi
Dedak padi Coklat Halus Padi Pahit Energi
Jagung Orange Butiran Bau jagung Manis Energi
Pollard Coklat muda Lembut Tepung terigu manis Energi

A.Jagung

Jagung merupakan tanaman semusim dengan siklus hidup 80-150 hari. Pada umumnya tinggi tanaman jagung mencapai 1-3m bahkan ada yang mencapai 6m. jagung meerupakan energi utama bagi ternak karena kandungan pati jagung lebih dari 60-80% dan mudah dicerna karena kandungan serat kasar relatif rendah. Pati jagung berbentuk amilosa amilopektin. Jagung mengandung xantofil yang berguna untuk meningkatkan kepekatan warna kuning pada kaki ayam dan kuning telur. Kandungan lemak jagung lebih tinggi 3% disbanding sorgum, gandum, gaplek dan beras. Protein pada jagung hanya 8,5%.

Berikut adalah besarnya persentase jagung dalam ransum :

- Jagung : 55% – minyak : 2%

- Dedak : 9% – fosfat : 1%

- Protein nabati : 25% – bahan lain : 4%

- Protein hewani : 4%

Sentra penghasil jagung terbesar di Indonesia adalah daerah Gorontalo sedangakan sentra pengolahan jagung terbesar di Indonesia berada di Lampung dan Jawa Timur. Sentra penghasil jagung terbesar di dunia berada di Meksiko selatan. Harga jagung per kg di daerah Sumatera Utara mencapai Rp. 2.100/kg, di jawa tengah Rp. 3.500/kg, di Yogyakarta Rp. 1.900- Rp.2.000/kg. harga jagung pipilan dengan kadar air rendah dijual dengan harga Rp. 2.200/kg – Rp. 2.350/kg.

Kandungan gizi dalam 100 gr jagung adalah sebagai berikut :

- Kalori : 355 kal

- Protein : 9,2 gr

- Lemak : 3.9 gr

- Karbohidrat : 73,7 gr

- Kalsium : 10 mg

- Posfor : 256 mg

- Besi : 2,4 mg

- Vitamin A : 510 SI

- Vitamin B1 : 0,38 mg

- Air : 12 gr

Permasalahan utama dalam produksi jagung :

- adanya kesulitan dalam pasca panen, sehingga jagung sulit dikeringkan.

- Komoditi jagung import lebih besar daripada jagung lokal.

- Harga jual jagung lokal rendah,karena kadar air masih mencapai 15%.

- Banyaknya tengkulak yang merugikan para petani jagung.

Solusi untuk mengatasi permasalahan jagung di Indonesia :

- Penetapan harga jual maksimum dan minimum

- Memperbesar hasil produksi agar hasil lokal dapat melebihi hasil import.

1. Onggok

Onggok adalah pakan sumber energi yang berasal dari sisa pengolahaan singkong menjadi tepung tapioka. Kandungan pada onggok antara lain :

- protein kasar : 2,89% – serat kasar : 14,73%

- abu : 1,21% – beta-N : 80,80%

- lemak kasar : 0,38% – air : 20,31%

Di Lampung timur harga per kg onggok kering asahan adalah Rp. 500/Kg,untuk onggok kering super harganya Rp. 950/kg. Untuk onggok basah asahan harganya sekitar Rp.12.000/karung dan untuk onggok basah super harganya Rp. 14.000/karung. Dalam ransum onggok digunakan sebesar kurang lebih 30%. Sentra penghasil onggok di dunia adalah Indonesia dan untuk sentra penghasil onggok terbesar di Indonesia adalah di daerah Lampung Utara.

Permasalan utama yang ada pada onggok adalah karena onggok memiliki kandungan protein yang rendah sekitar < 15 % dan memiliki kandungan serat kasar yang tinggi. Salah solusi untuk meningkatkan kualitas dari onggok tersebut. Fermentasi dilakukan secara semi padat dengan menggunakan Aspergillus niger secara inokulum dan campuran urea dan ammonium sulfat sebagai sumber nitrogen anorganik.

1. Pollard

Pollard adalah hasil sampingan dari proses pembuatan tepung terigu. Komposisi dari pollard adalah sebagai berikut :

- bahan kering : 88,4% – lemak kasar : 5,1%

- protein kasar : 17% – BETN : 45%

- serat kasar : 8,8% – abu : 24,1%

Harga pollard per kg adalah sebesar Rp.1.900. Persenatase penggungaan pollard dalam ransum sebesar 35%. Penghasil terbesar pollard di dunia adalah Australia. Permasalahan utama pada bahan pakan ini adalah kandungan protein pada pollard cukup rendah sehingga keutuhan nutrient ternak tidak tercukupi. Salah satu solusi untuk meningkatkan kandungan protein pada pollard adalah dengan cara fermentasi dengan menggungakan kapang Aspergillus niger.

1. Dedak Padi

Dedak padi berasal dari sisa penggelingan padi. Komposisi kimia dari dedak padi adalah sebagai berikut :

- Air : 10% – serat kasar : 10%

- protein kasar : 7,5% – lemak : 2,25%

- abu : 7,5%

Harga dedak padi adalah antara Rp.1.800-Rp.2.200/kg. Dalam ransum dedak digunakan sebesar 15% pada ayam petelur, pada fase starter digunakan sebanyak 20%, untuk ayam broiler 5-20%. Maksimal pemberian dedak pada ransum adalah sebesar 20 % karena dedak padi bersifat pencahar. Sentral penghasil dedak padi terbesar di Indonesia adalah daerah Karawang, Jawa Barat.

Permasalahan dari dedak padi dalam pemakaiannya dalam ransum adalah kandungan serat kasarnya sangat tinggi, kandungan kalsiumnya menurun sekitar 0,05%, kandungan posfor meningkat sekitar 15%, mudah tengik karena mengandung enzim lipase. Solusi untuk mengatasi permasalahan dedak padi tersebut antara lain dengan menyimpannya dalam suhu rendah. Penambahan enzim kompleks ( phitase, carbohidrase, protease ) akan meningkatkan nilai cerna dilihat dari aspek pertumbuhan dan efisiensi ranum.

B. Bahan Pakan Sumber Protein

Berikut ini adalah hasil organoleptik terhadap bebrapa jenis pakan yang menjadi sumber protein :
Bahan warna Tekstur Bau Rasa Sumber
Bungkil kedelai Kuning kecoklatan Kasar, butiran kecil Kedelai Manis Protein nabati
Tepung ikan Coklat tua Kasar Ikan asin Ikan Protein hewani
MBM Coklat tua Kasar Abon daging Daging Protein hewani
Bungkil kelapa Coklat tua Kasar Kelapa ongseng Pahit Protein nabati
Bungkil inti sawit Coklat tanah Butiran besar Sawit Agak pahit Protein nabati

1.
1. Bungkil Kedelai

Bungkil kedelai adalah produk sampingan dari industri pengolahan minyak kedelai yaitu suatu masa yang tersedia setelah minyak diambil berdasarkan metode pembuatannya terdapat dua tipe bungkil kedelai yaitu :

1. soybean meal dehulled : bungkil dari biji kedelai yang telah dipisahkan dari kulit bijinya.
2. soybean meal regular : kulit bijinya ditambahkan kembali pada pembuatan minyak kedelai

Biji kedelai adalah biji-bijian yang tertinggi kandungan proteinnya yaitu sekitar 42%. Sewaktu panen biji kedelai masih cukup tinggi kandungan kadar airnya. Oleh karena itu perlu diturunkan lagi kadar airnya menjadi sekitar 15% agar dapat lama disimpan. Bila digunakan sebagai pakan perlu digiling terlebih dahulu agar mudah dicampur. Bagi ternak non ruminansia ( babi muda dan unggas ) perlu adanay pemansan 1150C selama 10 menit sehingga tidak mengganggu proses pencernaan.

Komposisi kandungan kimia dari kedelai adalah sebagai berikut :

- kadar air : 12% – calsium : 0,4%

- protein kasar : 46% – fospor : 0,8%

- serat kasar : 6,5 % – aflatonin : 50 (ppg)

- abu : 7% – lemak kasar : 3,7%

harga dari bungkil kedelai bsa mencapai Rp. 5000/Kg. persentase penggunaan bungkil kedelai dalam ransum adalah sebesar 25%. Sentra penghasil bungkil kedelai terbesar di dunia adalah Amerika Serikat. Permasalahan utama dari bungkil kedelai adalah harganya yang mahal, kualitas kedelai lokal yang masih juah dari kualitas kedelai import. Beberapa solusi dalam menagatasi permasalahan bungkil kedelai ini antara lain adalah peningkatan kualitas dari kedelai lokal serta peningkatan pajak import dari kedelai.

1.
1. Tepung ikan

Tepung ikan adalah pemanfaatan dari banyaknya produksi ikan. Komposisi kimia dari tepung ikan adalah :

- protein : 40-45% – lemak : 5,65%

- air : 8,72% – serat kasar : 2,38%

- abu : 7,19% – posfor :1,01%

Persenatase penggunaan tepung ikan dalam ransum berbeda-beda seperti pada ayam pedaging atau petelur tepung ikan digunakan sebesar 5-10%, itik petelur 5-10%, itik potong 5-12%, puyuh 5-10%, merpati 5%, kalkun 5-15%. Harga dari tepung ikan adalah sebesar Rp.4.000/Kg. sentral penghasil tepung ikan terbesar di Indonesia adalah di daerah Ponorogo,Jawa Timur.

Permasalahan dari tepung ikan adalah semakin lama disimpan aorama ikan akan menghilang oleh karena itu kandungan nutrisinya semakin kecil. Selain itu tepung ikan membutuhkan pengeringan yang tepat karena bila lembab mudah ditumbuhi jamur yang akan merusak kandungan nutrient. Beberapa solusi yang bisa dipakai dalam mengatasi permasalahan tepungikan diantaranya adalah penyimpanan tepung ikan dalam plastic untuk menghindari bakteri dengan jamur yang memicu kerusakan pakan. Penggungaan bahan pengawet agar tepung ikan menjadi lebih tahan lama.

1.
1. MBM

Komposisi kimia pada MBM adalah sebagai berikut :

- bahan kering : 88,5% – lemak : 11,75%

- abu : 27,73% – serat kasar : 2,71%

- protein : 61,13% – kalsium : 7,6%

- BETN : 0,68% – posfor : 3,76%

Harga per kg dari MBM adalah Rp.36.000. Persentase penggunaan dalam ransum adalah sebesar 1-3%. Sentra pengahasil terbesar di dunia adalah di Australia, USA, New Zeland. Permaslahan terkait tentang MBM adalah karena MBM tersebut import maka dikhawatirkan bahan dasar dari MBM tersebut telah terkontaminasi penyakit seperti anthrax atau penyakit mulut dan kuku. Solusi untuk mengatasi permasalahan MBM adalah meningkatkan kualitas produk lokal, membatasi ketergantungan akan import.

D.Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa adalah sisa sampingan dari proses pembuatan minyak kelapa. Komposisi dari bungkil kelapa adalah sebagai berikut :

- bahan kering : 88,5% – serat kasar : 15,38%

- abu : 6,36% – BETN : 37,26%

- protein kasar : 18,58% – kalsium : 0,08%

- lemak kasar : 12,55% – posfor : 0,52%

harga per kg dari bungkil kelapa adalah Rp.2000. dalam ransum bungkil kelapa dipakai sebanyak 10-15%. Pengahasil terbesar bungkil kelapa di dunia adalah Indonesia dan di Indonesia yang menjadi sentra penghasil bungkil kelapa terbesar adalah di daerah Lampung. Permasalahan utama pada bahan pakan ini adalah kekurangan asam amino lysine dan histidin sehingga pemakaiannya untuk ternak monogastrik perlu diperhatikan keseimbangan asam aminonya. Dengan protei kasar yang umunya 20% belum bisa dimanfaatkan secara optimum. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan fermantasi menggungkan Aspergilus niger untuk meningkatkan kecernaannya. Penambahan urea atau ZA untuk meningkatkan kandungan protein.

1. E. Bungkil Inti Sawit

Ada dua tahap pengolahan kelapa sawit. Tahap pertama pengolahan sawit dari buah sawit yang menghasilkan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil), inti kelapa sawit, serat kelapa sawit dan lampung kelapa sawit. Tahap kedua adalah pengolahan inti sawit yang akan menghasilkan minyak inti sawit dan bungkil kelapa sawit. Bungkil inti sawit bisa diberikan sebanyak 20% pada unggas dan babi dan 30-40% pada ruminansia.

1. Bahan pakan Sumber Vitamin dan Mineral

Berikut ini adalah hasil organoleptik beberapa bahan pakan yang menjadi sumber vitamin dan mineral :
Bahan pakan Warna Tekstur Bau Rasa Sumber
Premix Coklat muda Agar Halus Pellet ikan Pahit Vitamin
Lime stone Krem Sangat halus Kapur Hambar Mineral
DCP Putih Halus Susu Hambar Mineral
Garam Putih Kristal Air laut Asin Mineral

1. Premix

Premix sangat berguna untuk kesehatan ertumbuhan dan produksi ternak yang optimal. Premix dilihat dari campuran berbagi macam mineral, makro ingredient ( bahan penyerta yang disatukan dalam suatu bahan pembawa yang diencerkan ). Premix terbagi menjadi tiga :

1). Premix V-M adalah feed supplement yang mengandung vitamin dan mineral

2). Premix V-A adalah feed supplement yang mengandung vitamin dan antibiotic

3). Premik V-A-M adalah feed supplement yang mengandung vitamin, mineral dan antibiotic.

Contoh premix adalah

1. top mix mengandung 12 macam vitamin ( A,D,E,K, Bkomplek ), metionin, dan lysine ( Mn, Fe, Zn, Co, dan Cu ) dan anti oksidan BHT.
2. Diamix mengandung vitamin A,D,E,K,B komplek, metionin,( Fe,Mg, Mo, Ca, Zn, Co,Cu ), antioksidan.
3. Mineral B12 mengandung CaCO3, FeSO4, Mn, SO4, KI, CuSO4 serta B12 ( sianokobalanin ).

Komposisi zat-zat makanan pada premix A adalah sebagai berikut :

- vitamin A : 10.000.000 IU – vitamin B12 : 4.000 mg

- vitamin D : 1.000.000 IU – DL-Metionin : 227.000 mg

- vitamin E : 7.000 mg – antioxidant : 125.000 mg

- vitamin K3 : 1.000 mg – Mg : 50.000 mg

- vitamin B1 : 1.000 mg – Fe : 10.000 mg

- vitamin B2 : 6.000 mg – Cu : 2.000 mg

- vitamin B6 : 500 mg – Mn : 15.000 mg

- Niacin : 10.000 mg – Zn : 10.000 mg

- Panthothenic acid : 500 mg – I : 100 mg

- Choline cloriene : 10.000 mg

Penggunaan premix dalam ransum hanya sebesar 0,4%. Perusahaan yang memproduksi premix dintaranya P.T. Priter Indonesia, Jakarta, Under Authority – Pritzer Inc, New York, USA. Harga perkilo dari premix adalah Rp. 16.000. permasalahan yang dihadapi bahan pakan ini diantaranya adalah masih importnya produk ini sertq harganya masil relative mahal. Solusi yang ditawarkan adalah pengoptimalan sumber vitamin dan mineral alami serta pengefisienan pemakaian.

1. DCP

Komponen kimia dari DCP diantaranya :

- posfat : 18%

- kalsium : 24%

- Pb : 0,003%

- As : 0,003%

- F : 0,15%

Harga dari DCP sebesar 1,200$/ ton. DCP dalam ransum hanya digunakan sebanyak 5 %. Sentra penghasil utama adalah China dan Thainland. Permasalahan utama untuk bahan pakan ini adalah Indonesia masih import DCP. Solusinya antar lain Indonesia harus bisa memproduksi DCP sendiri atau mengganti dengan bahan pakan yang kandungannya sama.

C.Kapur ( CaCO3 )

Kapur merupakan sumber kalsium bagi ternak. Penghasil kapur terbesar adalah Indonesia dengan Padalarang, Bandung sebagai tempat sentra produksi yang cukup besar. Harga kapur adalah Rp. 190/kg. kapur terbagi dalam dua ukuran yaitu ukuran 60 mesh dan 30 mesh. Dalam bentuk granular 1mm, 2-3mm, 3-5mm. Kapur mengandung 36-40% kalsium. Penggunaan dalam ransum 0,43% pada sapi dara. Permasalahan pada kapur antara lain penggunaan yang berlebihan pada dosis tinggi tanpa diikuti phosphor menyebabkan presipitasi garam kalsium pada berbagai jaringan terutama ginjal. Solusinya adalah dengan penambahan Phospor.

D.Garam ( NaCl )

Komposisi kimia dsaari garam adalah Na sebesar 39,34% dan Cl sebesar 60,66%. Harga perkilo dari garam adalah Rp. 300. Garam digunakan dalam ransum sebanyak 0,25-0,5%). Sentra penghasil garam terbesar di Indonesia yang terletak di daerah Madura sedangkan untuk penghasil garam terbesar di Dunia adalah China. Permasalahan produksi konsumsi nasional garam mencapai 1,7 juta ton/ tahun. Sedangkan saat ini produksi nasional hanya mencapai 1,2 ton/ tahun. Untuk mengatasi defisiensi mineral dimana mineral ini dalam ternak tidak disimpan dalam tubuh karena sebagian besar terdapat di dalam cairan tubuh. Sehingga dengan komposisi yang mengandung mineral esensial Na dan Cl membuat kita harus memberikan garam pada ternak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar