Total Tayangan Halaman

tissa zone

.

ღ٩(●̮̮̃•̃)۶ღ

Jumat, 24 Desember 2010

ROI, Liquiditas, PP, Solvabilitas, Rentabilitas, BEP

1. ROI (Return On Investment)

Return on investment ini menurut pendapat S. Munawir adalah sebagai berikut:
“ Return on investmen adalah salah satu bentuk dari profitabilitas yang dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan.”
Rumus:

ROI =Laba bersih rata-rata x 100 %
Total investasi

Dari analisa return on investment kita dapat mengetahui atau mengukur efisiensi
daripada penggunaan modal secara keseluruhan untuk menghasilkan suatu keadaan
managerial yang baik.
Jika ROI lebih kecil dari tingkat bunga deposit bank, maka usaha tidak layak dilakukan karena tidak mampu menghasilkan keuntungan. Jika ROI lebih besar dari tingkat bunga deposit bank, maka usaha layak dilakukan karena mampu menghasilkan keuntungan.

2. Liquiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat.
Kewajiban-kewajiban yang harus dapat dipenuhi oleh perusahaan ada dua macam yaitu:
1. Mampu membayar utang-utangnya pada saat ditagih.kemampuan ini disebut likuiditas badan usaha..
2. Mampu membiayai operasi perusahaan sehari-hari.kemampuan ini disebut likuiditas perusahaan.
3. Untuk menentukan likuiditas dapat menggunakan 2 rumus,dengan mencari current ratio dan quick ratio :
Current Ratio = Aktiva Lancar / Utang Lancar
Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang Lancar
Aktiva lancar adalah kekayaan perusahaan yang dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai. Yang termasuk dalam aktiva lancar yaitu :kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan barang.

3. PP (Payback Period) atau Periode Modal Kembali
Payback peroid merupakan metode untuk mencari lama waktu yang diperlukan untuk pengebalian investasi melalui laba bersih setiap tahun.
Rumus:

PP = Total investasi x 1 Tahun
Laba bersih
Bila PP lebih besar dari jangka waktu yang ditetapkan, maka usaha tidak layak untuk
beroperasi karena jangka waktu pengembalian investasi lebih lama dari jangka waktu yang ditetapkan. Bila PP lebih kecil dari jangka waktu yang ditetapkan, maka usaha tersebut layak beroperasi karena jangka waktu pengembalian investasi kurang dari jangka waktu yang ditetapkan. Jangka waktu yang ditetapkan bisa berupa PP maksimum atau jangka waktu pengembalian secara kredit.

4. Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya pada saat perusahaan dilikuidasi/dibubarkan. Rumus untuk menentukan solvabilitas :
Solvabilitas = Total Aktiva / Total Utang
Dengan demikian, ditinjau dari likuiditas dan solvabilitas,perusahaan mempunyai beberapa kemungkinan :
1. Solvabel – likuid
2. Insolvabel – likuid
3. Solvabel – illikuid
4. Insolvabel – illikuid
Solvabilitas perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban finansialnya jika dilikuidasikan. Bila sebuah preusan dilikuidasikan, apakah kekayaan yang dimiliki preusan tersebut cukup untuk memenuhi seluruh utang-utangnya. Jadi, solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan statu perusahaan membayar semua utang-utangnya. Berbagai literatur sepakat bahwa solvabilitas sebuah perusahaan dapat dilihat pada neracanya. Namur terjadi siang pendapat dalam persoalan neraca mana yang digunakan? Neraca likuidasi atau neraca operasional sehari-hari. Sebenarnya bila berdasarkan neraca likuidasi pun ádalah tidak salah, karena dalam menentukan solvabilitas mayoritas menggunakan nilai penjualan atau nilai likuidasi dari aktiva. Dan juga tidak salah bila menganut opini kontinuitas, komplementaritas dari preusan yang tidak lain solvabilitas berbasis nilai sebenarnya dari aktiva yang dimiliki preusan dalam keadaan operasi. Solvabilitas perusahaan diukur dengan membandingkan aktiva di satu sisi dengan jumlah utang-utang di sisi lain. Cara lain dikemukakan dapat berdasarkan pada perbandingan modal sendiri sebagai kelebihan aktiva dari utang-utang dengan jumlah total utang. Bila jumlah utang bertambah, jumlah dari exceso value secara absolut akan tetap. Hal tersebut, karena bertambahnya utang disertai dengan bertambahnya aktiva. Akan tetapi dalam angka tidak absolut atau persentasenya telah terbukti semakin kecil. Dari karena solvabilitas perusahaan tidak lain rasio antara aktiva dengan utang, maka solvabilitas diubah melalui dua cara. Cara pertama, menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva relatif lebih besar daripada tambahan utang. Cara yang kedua ialah mengurangi utang tanpa mengurangi aktiva atau dengan kata lain mengurangi utang relatif lebih besar dari berkurangnya aktiva. Cara pertama maupun cara kedua dalam penggunannya terungkap memerlukan tambahan modal sendiri. Ini berarti, tambahan modal sendiri pada cara pertama ditambahkan untuk aktiva, sedangkan pada cara kedua dipergunakan untuk mengurangi utang. Solvabilitas perusahaan dengan mudah diingat dan lama bersemayam dalam benak dengan mengingat sepatah kalimat, "Rasio aktiva dengan utang"
5. Rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba dari sejumlah dana yang dipakai untuk menghasilkan laba tersebut.
Ada 2 macam rentabilitas yaitu:

a. RMS (Rentabilitas Modal Sendiri)
Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal ,baik modal asing maupun modal sendiri,yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Rumus:
RE = ( Lk / (MA+MS)) * 100 %Rentabilitas modal sendiri menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi pemegang saham. Rentabilitas modal sendiri dapat ditingkatkan dengan mengukur rasio perusahaan beberapa diantaranya adalah leverage keuangan, rasio aktivitas dan rentabilitas ekonomi. Dengan demikian, penelitian ini mengkaji tentang pengaruh leverage keuangan, rasio aktivitas, dan rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan food and beverages periode 2004-2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi perusahaan, untuk mengetahui pengaruh leverage keuangan, rasio aktivitas, dan rentabilitas ekonomi secara parsial maupun simultan terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan food and beverages yang go public di BEJ.
Data yang diakses di www.jsx.com ditekankan pada analisa terhadap laporan keuangan perusahaan food and beverages yang go public di BEJ. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Analisa rasio yang digunakan adalah leverage keuangan, rasio aktivitas, rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas modal sendiri. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan uji asumsi klasik, uji t, dan uji F.
Hasil pengolahan data menunjukkan kondisi rata-rata leverage keuangan perusahaan terus naik yang berarti adanya kebaikan, rasio aktivitas memiliki rata-rata tertinggi pada tahun 2005, rentabilitas ekonomi memiliki rata-rata tertinggi tahun 2004, dan rentabilitas modal sendiri memiliki rata-rata tertinggi tahun 2006. Hasil uji hipotesis menunjukkan secara parsial leverage keuangan dan rentabilitas ekonomi berpengaruh secara signifikan sedangkan rasio aktivitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Sedangkan secara simultan leverage keuangan, rasio aktivitas, dan rentabilitas ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan bagi perusahaan untuk mempertimbangkan kebijakan perusahaan yang berkenaan dengan rasio keuangan dan memperhatikan nilai rasio jika berada dibawah rata-rata maka perusahaan harus segera mencari penyebab dan solusi untuk meningkatkan nilai rasio. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah sampel, menggunakan perusahaan yang lain, dan menambah variabel penelitian.
b. RE (Rentabilitas Ekonomi)
Rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri mempunyai kaitan yang sangat erat,dan saling mempengaruhi dalam setiap keputusan yang diambil.
Rumus:
RMS = (Lb / MS) * 100 %

Rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri mempunyai kaitan yang sangat erat,dan saling mempengaruhi dalam setiap keputusan yang diambil.
Beberapa Kriteria yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan itu adalah :
- Apabila rentabilitas ekonomi lebih kecil dari tingkat bunga modal asing,lebih baik menggunakan modal sendiri,sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila menggunakan modal asing.
- Apabila rentabilitas ekonomis lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga modal asing,maka lebih baik digunakan modal asing,sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal sendiri.
6. BEP (Break Event Point)
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
Rumus Analisis Break Even :
BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)
Keterangan :
- Fixed cost : biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang diproduksi.
- Variable cost : biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada benyak sedikit jumlah barang yng diproduksi.
Contoh :
Misalnya ada perusahaan konveksi kaos kaki murah yang harga satu buah kaos kaki adalah Rp. 10.000 dengan biaya variabel sebesar Rp. 5.000 per kaos kaki dan biaya tatap sebesar Rp. 10.000.000
BEP = 10.000.000 / (10.000 - 5.000)
BEP = 20.000
Jadi diperlukan memproduksi 20.000 kaos kaki untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya dengan keuntungan alias profit nol.

1 komentar:

  1. bantuin dong.... kalau ada penelitian tentang aktivitas perusahaan terhadap rentabilitas ekonomi. tolong kirimin ke email wahyu.sukresno@gmail.com. makasih sebelumnya mbak ...

    BalasHapus