Total Tayangan Halaman

tissa zone

.

ღ٩(●̮̮̃•̃)۶ღ

Sabtu, 11 Juni 2011

PENYAKIT ZOONOSIS YANG DISEBABKAN OLEH VIRAL

PENYAKIT VIRAL PADA RUMINANSIA

1. PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK)

a. Pengertian PMK
Penyakit mulut kuku adalah penyakit akut dan sangat menular pada: sapi, kerbau, babi, kambing, domba dan hewan berkuku genap lainnya. Sedangkan hewan berkuku satu (kuda dll.) kebal terhadap virus ini.

b. Epidemiologi
Di Indonesia PMK dilaporkan pertama di Malang tahun 1887 kemudian menjalar ke Bangil, Probolinggo, Lumajang, Jember sampai Banyuwangi (Jawa Timur). Kemudian dari tahun ketahun PMK berjangkit hampir ke seluruh Indonesia. Hanya ada 5 negara di dunia yang bebas dari PMK(2001) yaitu Kanada, Australia, Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Indonesia.

c. Penyebab
• Enterovirus yang sangat kecil Famili:Picornaviridae, diameter virusnya: 10-20 milimikron, terbentuk dari Ribonucleic acid (RNA), diselubungi oleh protein.
• Sifat-sifat virusnya:
1) Sangat labil
2) Antigenisitasnya cepat dan mudah berubah
3) Tidak tahan pH asam dan basa
4) Panas, sinar UV
5) Desinfektans
6) Karena terdapat protein virus PMK tahanberbulan-bulan terhadap kekeringan dan dingin.

d. Kesmavet
• Ternak penderita PMK boleh dipotong di RPH atau ditempat untuk menghindari penularan pada ternak lain, lalu lintas hewan.
• Daging PMK boleh dijualbelikan asalkan bersyarat yaitu, setelah dilayukan selama 24 jam. Sedangkan pada tulang, jeroan, dan kepala harus direbus dahulu. Pada kulitnya juga harus dilakukan pemanasan dan pengeringan sempurna dan apabila pengeluaran kulit tersebut dipandang tidak menyebarkan PMK tersebut.
• Bila dalam air susu sangat banyak terdapat virusPMK tersebut, maka pasteurisasi susu tidak cukup untuk membunuh virus tersebut karena virus dapat berlindung dalam bahan-bahan susu seperti: lemak, sisa-sisa sel dsb.

2. RABIES

a. Etiologi
• Penyakit ini menyerang: anjing, kucing, kera, hewan menyusui lain dan ditularkan kepada manusia.
• Pada hewan liar: serigala, musang, babi hutan dan kelelawar dapat ditularkan kepada manusia, walaupun dalam tubuh hewan tersebut sebagai reservoir. Penyakit ditularkan melalui gigitan dimana virus berada pada liur hewan penderita.

b.Penyebab
• Virus neurotropik (kel. rhabdovirus)
• Ukuran 100-130x150 mikron
• Bentuk seperti peluru tersusun
• Tahan pada suhu 400C dalam gliserol dan berminggu-minggu pada temperatur ruang
• Virus mati cepat dengan ultra violet
• Pada suhu 5000C selama 1 jam virus bisa aktifkembali.
• Virus dapat dibiakan pada:
1) Embryo ayam
2) Sel ginjal dan otak

c. Pada Hewan
• Rabies akut
• Rabies kronis yang dapat menyerang syaraf hingga lumpuh.




d. Pada Sapi
• Pada hari ke 2-5 setelah tertular penyakit, diketahui pasti atau 8-10 hari. Masa inkubasi 25-150 hari.
• Gejala: paralisa, pupil melebar, bulu badan rontok, terjadi lakrimasi (keluar cairan terus menerus), hidung tersumbat, tremor badan, luka pada mulut, otot leher dan kaki kontraksi, tidak dapat berdiri dan akhirnya mati

e. Pengobatan dan Penilaian
• Pengobatan luka gigitan dicuci dengan air sabun, detergen, lukanya diobati alkohol 40-70%.
• Diberi anti bodi dan anti tetanus serum. Diberikan Neutralizing Serum Antibodi.
• Rekomendasi FAO/WHO total pemusnahan kasus rabies.
• Kecuali setelah 48 jam tidak terlihat gejala,daging yang terluka saja yang dimusnahkan (sejarah tempat).

3. PENYAKIT RADANG OTAK JEPANG(JAPANESE ENCEPHALITIS= Virus JE)

a. Penyebab
• Virus dari kelompok :Arbovirus
o Genus : Flavivirus
o Famili : Flaviridae
• Virus ini ber-envelop (berselubung) lemak sehingga tidak tahan pada bahan pelarut lemak, seperti ether, chloroform dan lain-lain.
• Dalam lingkungan basa (pH 7-9) virus JE akan stabil.

b. Kasus
• Di Indonesia cukup banyak, tetapi belum banyak dilaporkan.
• Di Papua Nugini (1997) kematian manusia oleh virus ini, Malaysia (1999) wabah virus ini tingkat fatalitasnya 48%.
• Diperkirakan ternak babi sebagai (reservoir) virus JE maka untuk memutuskan siklusnya dimusnahkan (1999).
• Pernah diisolasi dari nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang mengandung virus ini 1% maka diperkirakan ada penularan dari hewan ke manusia dan sebaliknya pada bulan-bulan musim penghujan.
• Di daerah Jawa Barat (1972) isolasi virus terdapat dalam tubuh Culex gelides dan C.tritaeniorhynchus.
• Jepang, Filipina dan Thailand juga demikian yaitu penyakit ini tergantung pada populasi nyamuk.
• Tidak semua hewan dapat sebagai reservoir virus ini.

4. RINDERPEST

a. Penyebab :
RNA virus yang termasuk golongan paramyxovirus.

b. Sifat :
• Pleomorphik, sensitif terhadapether, hemaglutinasinegatif, mempunyai afinitas dengan leukosit dalam darah stabil pada temperatur -700C, virus yang virulen tidak stabil pada pH 4-10.
• Sifat Lain:
1) Dalam larutan gliserol virus sangat stabil
2) Larutan basa keras adalah desinfektan yang baik yaitu phenol, chinosol, formalin dan betapropio-lakton dapat menonaktifkan virus dalam jaringan dengan antigen yang tetapaktif.
• Pada temperatur 560C virus tahan 50-60 menit.
• Pada temperatur600C tahan 30 menit.
• Dalam eskreta kering tahan 1-2 hari.

c. Kejadian Penyakit
• Hewan rentan: sapi dan kerbau sedangkan kambing dan domba ditulari secara percobaan (tahan secara alam).
• India adalah daerah Enzootic, sapi zebu (India) lebih tahan bila di daerahnya sendiri. Babi Eropa rentan, bersifat sub-klinis (temperatur naik), tetapi dapat menularkan pada babi lain dan sapi dengan gejala klinis yang hebat. Secara percobaan dapat ditularkan pada kelinci, hamster dan mencit.

d. Gejala Klinis
• Masa inkubasi: 3-8 hari, bila cukup virulen maka hanya 3-4 hari. Demam dengan temperatur 400C (dalam waktu 24jam).
• Gelisah, hidung kering dan konstipasi.
• Ekskresi hidung dan mata setelah 1-2 hari anoreksia, ruminasi berhenti, leukopenia, bulu kusut timbul erosi pada selaput lendir mulut.
• Setelah 3-5 hari suhu tubuh turun diikuti diare, dehidrasi dan mati pada hari 6 sampai12.
• Pasca Mati, perubahan degeneratif dari jaringan limfoid.Terlihat perdarahan pada saluran pencernaan, terlihat garis-garis (zebra) perdarahan pada usus dan rektum.

5. MALIGNANT CATARRHALFEVER (MCF)

a. Penyebab
• Penyebab: adalah virus Herpes yang terdiri dari nucleo capsid yang mempunyai selaput luar dan berbentuk poligonal.
• Virus bersifat:
- tahan pada suhu 50C
- temperatur-600C kering bekutahan 1 minggu.
• Dalam gliserin 50% tahan 7 hari. Tetapi labil pada proses beku cair.
• Virus ini tahan lama dalam sel daripada diluar sel, penyakitnya sporadis.

b. Gejala Klinis
• Demam 4O-41OC
• Konjungtivitis, keratitis mukopurulen, kekeruhan kornea.
• Gejala ada 3 bentuk:
• Nespiratoris (kepala dan mata); keratokonjungtivitismukopurulen (keruh) rinitis, erosi, bau busuk dan erosi mulut.
• Alimenter erosi sel. lendir mulut dan lidah mudah terkelupas.
• Kombinasi 1+2 bentuk akut, subakut dan kronis.
c. Pasca Mati
• Pernafasan: paru; oedema, emfisema dan pembendungan
• Alimenter: radang ulceratif/erosi pd. lipatan usopagus.
• Abomasum oedem dan pendarahan.
• Volume kantong empedu 2x normal.
• Bentuk kombinasi adalah campuran dari 2 bentuk diatas

d. Pengobatan dan Pemberantasan
• Dianjurkan hewan sakit untuk dipotong.
• Pemberantasan sesuai dengan undang-undang kehewanan. Hewan sapi dipisah dengan domba.
• Perlakuan pemotongan hewan sakit/tersangka dan peredaran daging tidak dilarang asal dengan syarat harusdi bawah pengawasan Drh berwenang.

6. BOVINE LEUKOSIS

a. Gejala
• Penyakit yang agresif dan fatal.
• Ditandai dengan pembesaran kelenjar limfa, didahului dengan perubahan gambaran darah.
• Pada sapi dewasa penyakit bersifats poradis atau enzootik.
• Disebabkan virus RNA type C.
• Menyerang: domba, kambing, babi, rusa, kerbau

b. Cara Penularan
• Virus disekresikan lewat air kencing,faeces atau susu.
• Penularan lewat induk kepadafetusataupun dari sapi ke sapi, sapi kedomba atau dapat lewat suntik,transfusi atau vaksinasi.
• Penyakit ini jarang terdapat pada hewan< 2tahun.


PENYAKIT VIRALPADA NON RUMINANSIA

1. AVIAN INFLUENZA

a. Penyebab
• Penyakit disebabkan virus, berjangkit didunia sejak 1982. Penyakit exotic yang relatif baru di Indonesia (Thn 2003).
• Penyakit ini menyerang bangsa burungunggas khususnya ayam dan ungags-unggas lain.
• Di Indonesia masih perlu kajian mendalamadanya flu burung menular ke manusiadiperlukan data yang akurat untukmembuktikannya
• Tetapi pencegahan dini harus senantiasadilaksanakan dengan ketat untuk, mencegahpenyebaran lebih lanjut.
• Virus Avian Influenza
a. Virus RNA (genome: 8 segmen)
b. Family: Orthomyxoviridae
c. Genus: Virus influenza tipe A
d. Subtipe: berdasarkan antigen
e. Permukaan (surface antigens)
• Dua surface protein utama:
a. Antigen Haemagglutinin (H): 1-15
b. Antigen Neuraminidase (N): 1-9– 135 kemungkinan kombinasi

b. Sumber Penularan
• Langsung dari ayam ke ayam, atauunggas lain / unggas liar (burung, itik)
• Sekresi / lendir hidung
• Air liur
• Kotoran unggas
• Penularan langs dari unggas

c. Gejala
a. Manusia, Gejala flu burung biasa seperti flu yang lain yaitu: demam, batuk, kerongkongan luka dan nyeri pada otot-otot serta sendi-sendi. Bisa terjadi infeksi pada mata, pneumonia (radang paru-paru), susah bernafas secara akut, sesak nafas dan seperti kecekik disertai komplikasi lainnya dan akhirnya mati karena kekurangan oksigen.
b. Pada unggas, gejalanya tiba-tiba mati mendadak, kehilangan energi dan nafsu makan. Pada ayam petelur terjadi penurunan produksi telur. Kulit telur agak tipis cenderung agak lembek, tidak bertelur setiap hari. Bengkak pada kepala, kelopak mata dan jengger. Warna merah hilang menjadi ungu pada jengger atas dan bawah, serta pada kaki terlihat belang-belang merah ungu seperti dikerokin. (TAHC and USDA, 2003).

d. Strategi Penanggulangan
• Peningkatan biosekuriti
• Vaksinasi
• Depopulasi (pemusnahan terbatas) di daerah tertular
• Pengendalian lalu lintas unggas, produk unggas danlimbah peternakan unggas
• Surveilans dan penelusuran (tracing back)
• Pengisian kandang kembali (restocking)
• Stamping-out (pemusnahan menyeluruh) di daerahtertular baru
• Peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness)
• Monitoring dan evaluasi (Direktorat Kesehatan Hewan, 2004).

e. Prosedur yang harus diikuti oleh setiap peternak
• Dilarang mengeluarkan unggas sehat yang sekandang dengan yang sakit keluar dari peternakan, akan tetapi harus dimusnahkan.
• Dilarang mengeluarkan kotoran unggas atau limbahpeternakan.
• Peningkatan biosekuriti termasuk mengawasi setiaplalu lintas barang, peralatan, pakan, orang dari dan keluar peternakan.
• Harus melakukan prosedur dekontaminasi apabila peternakan sudah tertular untuk menghilangkan kontak antara unggas tertular dengan seluruh media yang bisa tercemar oleh virus.

2. NEWCASTLE DESEASE (ND)

a. Penyebab
• Penyebab : paramyxovirus
• Strain ND terbagi atas :
a. mild strains (lentogenic), sering digunakan sebagai vaksin
b. medium strength strains (mesogenic)
c. virulent strains (velogenic)

b. Penularan
• Mudah menular (highly contagius)
• Menular melalui kotoran, peralatan, alat transportasi, pekerja, burung, maupun udara.

c. Tanda-tanda klinik
a. Antemortem :
• Tingkat kematian tinggi
• Produksi telur menurun (30-50% atau lebih)
• Kerabang telur tipis bahkan tidak berkerabang
• Paralysis dan gangguan pada syaraf
• Gangguan pernafasan
b. Postmortem :
• Inflamasi pada trakea
• Kantung udara terdapat lesions (luka) dan berbuih
• Bercak darah/pendarahan pada proventrikulus dan intestines

d. Diagnosa
Uji serulogik dan uji swabs yang berasal dari trakea dan kloaka (uji serulogik dapat
membedakan antara Infectious bronchitisatau infectious laryngotracheitis denganND.

e. Kontrol dan pengobatan :
• Belum ada pengobatan untuk ND
• Vaksinasi dan sanitasi (cara terbaik dalamcontrol ND)
3. INFECTIOUS BURSAL DESEASE(IBD, GUMBORO)

a. Penyebab
Penyebab birna virus (serotype 1). Strain virus tersebut sangat stabil dan sulit untuk dimusnahkan. Virus tersebut menyerang Bursaof fabricious, yaitu salah satu organ penting dalam sistem imun pertumbuhan anak ayam.

b. Penularan
• Penularan: sangat mudah menyebar dari satu ayam ke ayam yang lain melalui kotoran, pakaian, peralatan, dan transportasi yang terinfeksi (antar peternakan).
• Ternak: ayam dan kalkun

c. Tanda-tanda klinik (akut)
• Kematian mendadak
• Stress, bulu kusut, dan kadang mematuk kloakanya.
• Morbidity dan mortality dimulai pada hari ke-3 setelahterinfeksi, dan mencapai puncak pada hari ke-5 sampaihari ke-7.
• Mortalitas dapat mencapai lebih dari 90% tergantungdari virulensinya. Umumnya mortalitas anatar 10-20%.
• Umumnya mortalitas pada ayam petelur lebih tinggidaripada ayam pedaging.
• Mortalitas umumnya disebabkan karena dehidrasi (adaperlukaan pada ginjal).
• Pendarahan pada otot paha dada.
• Pendarahan juga terjadi pada pertemuan antaraproventriculus dan gizzard.
• Perlukaaan pada daerah bursal

d. Diagnosa
Pada kondisi akut terjadi pembesaran dan bergelatin pada Fabricious Bursa, bahkan sampai berdarah. Sedangkan pada kondisi kronis, terjadi pengecilan pada bursa (atrophy).

e. Kontrol dan Pengobatan
Belum ada pengobatan untuk IBD, vaksinasi pada induk(parent breeders) dan anak ayam merupakan cara terbaik pengontrolan IBD.
4. MAREKS

a. Penyebab
Penyebab : herpes virus, Herves Virus Turkey (HVT) pada kalkun

b. Penyebaran
• Udara/angin (sehingga tanpa ada kontak langsung,dapat menyebar)
• Virus menyerang saluran pernafasan
• Dapat menyebabkan lesions (tumor, cancer)
• Berdasarkan beberapa penelitian, mareks dapatmenyebabkan cancer, sehingga vaksin mareks untukayam merupakan penemuan pertama yang efektifsebagai vaksin cancer untuk semua species.
• Sangat menular, tapi tidak secara vertical (ke telur).Setelah menetas sebaiknya anak ayam dipisahkan dariinduk yang terkena mareks.
• Umumnya menyerang pada umur 5-25 bulan

c. Tanda-tanda
• Terdapat perubahan pada pupil mata (gray eye)
• Peka terhadap cahaya dan dapat menyebabkankebutaan
• Pada viscera terdapat tumor
• Terdapat nodul / tumor pada folikel bulu kulitkaki ayam dan shank berwarna kebiruan.

d. Pencegahan
• Sanitasi kandang
• Vaksinasi mareks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar